JAKARTA, Tajuk24.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa berbelanja Baju Bekas Impor atau thrifting dapat merusak industri tekstil Indonesia. Pernyataan Jokowi tersebut ditentang oleh pedagang Baju Bekas Impor, salah satunya di Blok M Square yang menilai usaha mereka sama sekali tidak mengganggu hal tersebut.
Salah satu pedagang Baju Bekas Impor, Bosman Hasugian (56) menjelaskan bahwa yang merusak pedagang toko grosir pakaian justru adalah pedagang tekstil di Pasar Tanah Abang yang berjualan secara online.
Bosman mengatakan demikian karena ia selain menjual Baju Bekas Impor, juga berbelanja baju grosir dari Pasar Tanah Abang dan Pasar Cipulir untuk dijual juga di tokonya tersebut.
Bosman menjelaskan sejak adanya toko online, pedagang pakaian di Blok M Square dan tempat perbelanjaan lainnya menjadi tidak berdaya hingga bangkrut.
"Kita ini kan pedagang murni selama ini. Belanja dari grosir, bisa di Tanah Abang, Cipulir, Bandung, dan lain-lain. Semenjak ada toko online, bukan hanya di Blok m ini, hampir di Jabodetabek bahkan seluruh Indonesia itu pedagang toko retail baju mati pembeli," ujarnya, dilansir dari Kompas.
Baca Juga: Kaesang Jualan Baju Di Acara Tasyakuran Nikahnya !
Bosman pun menerangkan bahwa satu set baju di Tanah Abang dikenakan harga modal Rp 50.000 dan pedagang tidak mungkin menjual baju tersebut sama dengan harga modal. Sedangkan para pedagang grosir tersebut menjual secara online dengan harga Rp 50.000.
"Mereka itu jual online dengan harga Rp 50.000. Sama kayak ke kami. Pedagang toko baju retail nggak mungkin dong jual Rp 50.000. Nah matinya di situ. Jadi yang mematikan pedagang retail online ini," jelas Bosman.
Bosman juga mengkritisi pemerintah yang bisa bangga dengan pedagang baju retail online karena membayar pajak yang lebih sedikit. Sedangkan pedagang retail seperti dirinya harus mengeluarkan sewa toko dan pajak yang besarnya dari puluhan bahkan ratusan juta rupiah.
Baca Juga: Kisah Ngeri Sekte Kiamat Asal Uganda, Bakar 530 Orang Hidup-hidup dalam Gereja
"Pajaknya besar atau nggak itu, sementara pengeluaran kita besar di sini. Sebulan ada yang Rp 20 juta, ada yang Rp 60 juta biaya sewanya," kata Bosman.
"Pemerintah jangan bangga dulu dengan pedagang online, tapi pikirkan dulu pedagang toko ada berapa juta di seluruh Indonesia yang sudah mati karena pedagang online semenjak Covid-19," kata Bosman.
Bosman meminta agar pemerintah tidak hanya melihat satu sisi karena berdagang Baju Bekas Impor ini pun ikut berkontribusi dalam perekonomian Indonesia.
"Tolonglah pemerintah jangan melihat dari satu sisi, secara global lihatlah kebutuhan masyarakat seperti apa gitu," ungkapnya lagi.
Baca Juga: Prostitusi Berkedok Toko Baju Obral Digerebek di Tangsel