JAKARTA, Tajuk24.com - Media sosial dihebohkan oleh pernyataan youtuber dan influencer Gitasav (Gita Savitri Devi) yang menyebut seorang netizen 'stunting'. Istilah ini dilontarkan Gitasav lantaran seorang netizen dinilainya lambat berpikir sehabis netizen ini berkomentar menghujat. Gitasav yang lahir di Palembang pada 27 Juli 1992 ini pernah mengambil kuliah di Jerman.
Apa Itu Stunting?
Dilansir dari situs Kemenkes RI, stunting adalah masalah kurang gizi KRONIS yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Salah satu akibatnya adalah gangguan pertumbuhan anak, yakni tinggi badan cenderung lebih rendah atau kerdil dibandingkan standar median pertumbuhan anak usianya (lebih dari dua standar deviasi- menurut defenisi WHO).
Dilansir dari Detikcom, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo,SpOG menjelaskan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh, di antaranya karena tidak terpenuhinya nutrisi pada usia bayi 1000 hari pertama atau sebelum usia dua tahun. Orang dengan stunting pasti memiliki tubuh pendek yang dibarengi dengan kemampuan intelektualitas yang rendah dan sistem imun yang lebih lemah dibandingkan rata-rata.
Baca Juga: Newly Wedd, Pasangan Content Creator Tajir Sisca Kohl dan Jess No Limit
Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Dalam jangka pendek stunting mempengaruhi perkembangan otak, pertumbuhan fisik, dan metabolisme tubuh. Sedangkan untuk jangka panjang anak akan mudah sakit dan juga munculnya secara dini beberapa jenis penyakit.
Terkait dengan kemampuan intelektual, Hasto menggambarkan bahwa orang dengan stunting lebih sulit memahami sesuatu dibandingkan orang-orang tanpa stunting.
"Jadi memang cenderung tidak yang tinggi-tinggi pemahamannya. Literasi pun katakanlah baca beberapa kali mungkin baru paham sehingga butuh berkali-kali. Kalau orang tidak stunting mungkin cerdas, kemudian baca sekali-dua kali sudah cukup," Hasto menerangkan lebih lanjut.
Namun dr Hasto juga mengatakan, "Saya kira (kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi) bisa dilatih. Bahkan orang stunting tapi pintar menyanyi, atau mungkin pintar menjadi apa".
"Pada usia kira-kira 45 tahun ke atas sudah mulai sakit-sakitan. Mereka cenderung terkena penyakit kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, stroke, serangan jantung. Juga penyakit gangguan metabolik, seperti diabetes dan osteoporosis, lebih mudah pada orang yang punya riwayat stunting" jelasnya lagi.
Stunting Bukan Bahan Olokan
dr Hasto mengingatkan bahwa stunting bukanlah istilah yang boleh dipakai untuk mengolok orang. Bahkan orang yang bertubuh pendek pun tidak bisa disimpulkan pernah stunting. Orang yang tidak cerdaspun belum tentu karena stunting. Stunting mempunyai ciri tersendiri dan kompleks.
"Jangan merendahkan orang dengan kondisi-kondisi status karena nutrisi, atau karena penyakit. Orang stunting bakatnya cerdas, bakatnya tinggi, tetapi karena situasi kemudian akhirnya tidak optimal. Jadi jangan merendahkan atau melecehkan orang karena orang itu tidak beruntung. Itu sama dengan misalkan anak bisa tumbuh tinggi tetapi kecelakaan sehingga kakinya patah dan tidak bisa lagi berdiri tegak. Itu kan tidak boleh dilecehkan," pungkasnya.