JAKARTA, Tajuk24.com - Dinas Keamanan Ukraina, SBU, menahan dua orang tersangka terkait penghancuran pesawat kargo Antonov-225, yang dijuluki sebagai pesawat terbesar di dunia, pada awal-awal invasi Rusia setahun lalu. Kedua tersangka itu adalah mantan pejabat dirgantara Ukraina.
Sebelumnya pada Jumat (10/3), Ukraina telah menyerahkan catatan kecurigaan kepada tiga mantan manajer puncak pabrikan pesawat Antonov tersebut. Mereka diduga telah menghalangi militer negara dan membiarkan Rusia menghancurkan pesawat kargo raksasa yang ikonik "Mriya" pada awal invasi ke Ukraina.
Antonov-225 dengan lebar bentangan sayap 88 meter itu dihancurkan tahun lalu dalam serangan di hanggar Bandara Gostomel di dekat Kiev.
Bandara Gostomel menjadi lokasi pertempuran sengit saat awal invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 yang lalu. Saat itu Rusia berupaya merebut pusat transportasi udara tersebut untuk menggunakannya dalam mengangkut persenjataan ke ibu kota Kiev.
Baca Juga: Obat Mengandung Pholcodine dalam Sirup Obat Batuk dan Pelega Tenggorokan Ditarik Besar-besaran di Australia
Antonov-225 yang hancur di hari-hari awal invasi Moskow tersebut pernah digunakan untuk menerbangkan peralatan medis dari China selama pandemi COVID-19 tahun 2020 yang lalu.
SBU menuduh para pejabat tinggi di perusahaan pertahanan Antonov, produsen pesawat kargo itu, telah mencegah pasukan militer Ukraina melindungi lapangan terbang tersebut sebelum dilancarakannya invasi Rusia.
"Menurut penyelidikan, menjelang invasi skala penuh, para pejabat itu tidak mengizinkan Garda Nasional Ukraina untuk memasuki wilayah Bandara Gostomel untuk mempersiapkan pertahanannya," demikian pernyataan dari SBU.

SBU mengungkap adanya seorang mantan deputi Direktur Jenderal (Dirjen) Antonov yang tengah 'bersembunyi dari proses peradilan' dan kini menjadi buron.
Sedangkan dua orang lainnya yang berhasil ditahan adalah mantan Dirjen dan mantan Kepala Unit Keamanan Penerbangan.
Baca Juga: Kisah Mang Uprit, Pejuang Edelweis Rawa di Ranca Upas dari Nol, Tidak Ada Bantuan dari Perhutani
Bila terbukti bersalah, kedua tersangka yang tidak disebutkan namanya itu terancam hukuman maksimum 15 tahun penjara atas dakwaan menghalangi aktivitas Angkatan Bersenjata Ukraina yang sah secara hukum.
"Kami sedang melakukan penyelidikan yang adil atas kasus ini. Mereka yang ... membantu musuh menghancurkan salah satu simbol Ukraina harus menerima hukuman yang pantas," kata Vasyl Malyuk, Kepala Dinas Keamanan SBU.
pesawat kargo tersebut dibangun pada akhir 1980-an untuk mengangkut pesawat ulang-alik buatan Soviet.
"Negara kita pasti akan membangun pesawat baru, karena 'Dream', seperti Ukraina, tidak bisa dihancurkan," kata Malyuk.
Antonov-225 atau sebutannya "Mriya" dalam bahasa Ukraina mempunyai arti dream atau mimpi. (Shir/Tajuk24. Sumber: The Star)
Baca Juga: Rusia Rebut Senjata Pasokan AS untuk Ukraina dan Kirim ke Iran
Baca Juga: Mengerikan! KKB Tembak Pesawat Trigana Air Berpenumpang 66 Orang di Yahukimo,
Baca Juga: Kolam Renang Umum Berlin Izinkan Perempuan dan Kelamin 'NonBinary' untuk Telanjang Dada