JAKARTA, Tajuk24.com - Setelah pertempuran sengit selama berbulan-bulan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg memperingatkan potensi jatuhnya kota Bakhmut di Ukraina Timur ke tangan Rusia dalam beberapa hari mendatang.
Peringatan NATO ini disampaikan saat tentara bayaran Rusia kelompok Wagner, yang mempelopori serangan terhadap Bakhmut, mengklaim telah merebut bagian timur kota tersebut.
Pimpinan Wagner dan sekutu Kremlin, Yevgeny Prigozhin mengatakan di media sosial pada Rabu (8/3) bahwa pasukannya "telah merebut seluruh bagian timur Bakhmut", sebuah kota tambang garam dengan populasi 80.000 jiwa sebelum perang.
Pertempuran sengit di sekitar Bakhmut telah menjadi yang terpanjang dan paling berdarah dalam invasi Rusia ke Ukraina selama lebih dari setahun. Pertempuran itu telah menghancurkan sebagian besar wilayah Ukraina dan membuat jutaan orang mengungsi.
Baca Juga: WNA Rusia Kehilangan Uang Senilai Rp 4,3 Miliar di Bali! Apa sebabnya?
"Apa yang kita lihat adalah bahwa Rusia mengerahkan lebih banyak tentara, lebih banyak pasukan dan apa yang kurang dalam kualitas mereka coba perbaiki secara kuantitas," kata Stoltenberg kepada wartawan di Stockholm di sela-sela pertemuan para menteri pertahanan Uni Eropa.
"Kita tidak dapat mengesampingkan bahwa Bakhmut pada akhirnya akan jatuh dalam beberapa hari mendatang," ujar kepala aliansi militer pimpinan Amerika Serikat (AS) tersebut, seraya menambahkan bahwa "ini tidak serta merta mencerminkan titik balik perang".
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga telah mengingatkan dalam sebuah wawancara dengan jurnalis senior CNN Wolf Blitzer, mengenai potensi Rusia melangkah lebih jauh dan menyerang kota-kota terdekat di wilayah Donetsk setelah Bakhmut dikuasai Rusia.
"Mereka [Rusia] bisa pergi ke Kramatorsk, mereka bisa pergi ke Sloviansk, itu akan menjadi jalan terbuka bagi Rusia setelah Bakhmut ke kota-kota lain di Ukraina, ke arah Donetsk," kata Zelensky dalam wawancara yang disiarkan Rabu (8/3).
Baca Juga: Blinken: Langkah China untuk Membantu Rusia Bisa Menciptakan Masalah Serius dalam Hubungan Amerika - China
Sebelumnya, siaran televisi pada hari Selasa (7/3), Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan kepada para pejabat militernya bahwa mengambil alih kota Bakhmut akan memungkinkan "operasi ofensif lebih lanjut" di timur Ukraina.
Pasukan Rusia telah bersumpah akan menguasai Bakhmut. Dikuasainya kota tambang garam itu akan menjadi hadiah simbolis bagi Moskow.
Menurut berita Newsweek, pengamat dari Universitas Cambridge, Jon Roozenbeek mengatakan bila Bakhmut dikuasai Rusia, maka selanjutnya Rusia akan melancarkan serangan artilerinya ke kota penting seperti Kramatorsk dan Slovyansk.
Pengamat militer Belgia Joseph Henrotin juga mengutarakan opini yang sama.

Sloviansk adalah kota di Oblast Donetsk, Ukraina dengan penduduk 100 ribu orang. Kota ini kurang dikenal di luar wilayah Donbas.
Namun pada 2014, Sloviansk ramai menjadi berita setelah kelompok separatis lokal menguasai kota itu dengan bantuan badan-badan intelijen Rusia.
Baca Juga: Rusia Rebut Senjata Pasokan AS untuk Ukraina dan Kirim ke Iran
Para pengamat melihat Sloviansk mempunyai letak geografis yang penting, walaupun jauh dari kota-kota besar lainnya. Hal ini karena Sloviansk dekat dengan jalan raya M03 yang sangat strategis, yang menghubungkan ibu kota Kiev dengan Kharkiv, dan berlanjut ke perbatasan Rusia dekat Rostov-on-Don.
Sloviansk yang berjarak 300 mil dari Kiev sangat mungkin menjadi target gempuran berikutnya oleh Rusia.
Kramatorsk
Letak Kramatorsk tidak jauh dari medan perang di Bakhmut sehingga selama ini warganya memilih untuk mengungsi demi menyelamatkan nyawanya. Dari puluhan ribu warga, kini hanya tersisa segelintir orang yang berjaga dan memilih tidak pergi.