LONDON, Tajuk24.com - Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan ke Rusia dan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow Senin (20/3/2023).
Pertemuan kedua kepala negara besar ini berlangsung ketika perang di Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.
Dalam pertemuan ini Putin diperkirakan akan meminta Xi menunjukkan solidaritas melawan hegemoni Barat, sedangkan Xi akan memperlihatkan bahwa China adalah pembawa perdamaian dunia yang akan menengahi konflik Rusia-Ukraina.
Xi menjadi pemimpin dunia pertama yang menjabat tangan Putin sejak Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Rusia itu pada Jumat karena mendeportasi anak-anak Ukraina ke Rusia selama perang.
Moskow menolak tuduhan tersebut.
Kunjungan Xi ini akan diperlihatkan Rusia pada dunia sebagai bukti bahwa Rusia memiliki teman yang kuat dan siap berdiri bersama untuk melawan Barat, yang menurut Putin berusaha mengisolasi dan mengalahkan negaranya.
Bagi Xi, kedatangannya itu akan menjadi kunjungan diplomatik yang sangat penting, di mana China akan mengusulkan 12 poin untuk menyelesaikan krisis di Ukraina, tetapi pada saat yang sama memperkuat hubungan dengan sekutunya.
Baca Juga: Bareskrim Polri Gerebek Tiga Lokasi Gudang, Temukan dan Sita 7.113 Bal Pakaian Bekas Impor
Lewat artikel yang diterbitkan di awal kunjungannya ke Moskow, Xi mengatakan bahwa usulan China yang dirilis bulan lalu itu mencerminkan pandangan global dan berusaha menetralisir berbagai dampak konflik di Ukraina.
Namun, Xi mengakui bahwa solusi bagi konflik tersebut tidak mudah dicapai.
"Dokumen ini berfungsi sebagai faktor konstruktif dalam menetralisir dampak krisis dan mempromosikan penyelesaian politik," kata Xi.
Pernyataan Xi itu dimuat dalam sebuah artikel di Rossiyskaya Gazette, harian milik pemerintah Rusia.
Baca Juga: Miris! Siswa Sekolah Dasar Jadi Korban Disetubuhi Kekasihnya
"Masalah-masalah rumit tidak memiliki solusi sederhana," kata Xi.