JAKARTA, Tajuk24.com - Pernah mendengar tawaran untuk menonton video dan dijanjikan akan dibayar? Ternyata modus penipuan ini berhasil memakan puluhan ribu orang di Papua Nugini.
Salah satu korbannya adalah Abraham Tamsen (25) yang baru saja lulus dari universitas di Papua Nugini. Tamsen yang belum mendapat pekerjaan dan kekurangan uang langsung tertarik saat mendengar informasi dari sepupunya mengenai cara mendapatkan uang.
Informasi tersebut membawanya ke sebuah situs bernama Golden Sun. Tamsen melihat hal tersebut sebagai kesempatan bagus baginya dan langsung melengkapi pendaftaran dan membayar uang muka di situs tersebut.
Ia dijanjikan bayaran setelah menonton video klip film selama 15 detik dan menulis ulasan mengenai film tersebut. Tamsen diharuskan membayar 700 kina yang setara dengan Rp 3 juta (1 Kina setara dengan Rp 4.276). Jumlah tersebut adalah yang mampu diberikannya dan ia dimasukkan ke 'Level D'.
Baca Juga: Ridwan Kamil Posting Betulin Jalan Warga Malah Sebut Foto Dicomot dari Google
Tamsen melihat beberapa orang di Facebook yang mengatakan diri mereka mendapat keuntungan besar dalam waktu beberapa minggu saja setelah bergabung dengan Golden Sun. Tamsen pun yakin bisa mendapat uangnya kembali dalam waktu singkat.
Tamsen langsung menonton klip film yang populer seperti Pirates of the Caribbean dan The Good, The Bad, And The Ugly.

"Saya kira ini akan bermanfaat buat saya," katanya kepada media ABC News.
"Saya menghabiskan sebagian besar waktu - sekitar 80-90 persen melakukan hal tersebut," ujar Tamsen.
Baca Juga: Istri Kabareskrim Bantah Dirinya Gemar Flexing, Itu Fitnah Kata Evi Celiyanti
Tamsen kemudian berhubungan dengan manajer regional Michael Wiggins yang mengaku tinggal di Sydney, Australia. Keduanya beberapa kali terlibat dalam percakapan online di Telegram, namun tidak pernah lewat telepon atau video.
Michael Wiggins mendorong Tamsen dan anggota lain untuk mencari anggota baru dari kalangan sanak saudara dan teman-teman untuk menjadi anggota Golden Sun dengan janji akan mendapatkan bonus.
Wiggins mengatakan Golden Sun terdaftar di Inggris dan memiliki hubungan dengan Universal Studios dan perusahaan pembuat film besar lainnya di dunia. Bahkan di Facebook ada yang mengatakan pendiri Tesla Elon Musk adalah salah satu investornya.
ABC sudah menghubungi Universal Studios dan Elon Musk untuk mengonfirmasi hal tersebut namun tidak ada jawaban.
susupiBaca Juga: Sindikat Judi Online Mastertogel Susupi Situs Pemerintah
Pada awalnya semua berjalan mulus. Tamsen sempat dua kali melakukan penarikan, di mana poin yang didapatnya ditukar dengan uang. Beberapa hari kemudian, uang tersebut memang masuk ke rekeningnya.
Namun situasi berubah minggu lalu ketika Tamsen hendak melakukan penarikan ketiga.
"Semuanya tiba-tiba hilang," kata Tamsen yang mengaku sudah tidak bisa lagi mengakses akunnya.
Tamsen bahkan mengatakan sudah tidak bisa menghubungi manager regional karena akun mereka sudah hilang dari aplikasi Telegram.
Baca Juga: Ngerinya Judi Online Slot, Jangan Coba-coba Deh!
Bila dicari, situs Golden Sun pun sudah tak ada lagi di internet, termasuk akun media sosialnya. Para manajer juga menghilang dari chat.
Abraham Tamsen pun mengaku kesal dengan apa yang dialaminya tersebut dan ia merasa sudah sejak awal hal tersebut adalah usaha penipuan.
"Namun dalam waktu bersamaan, saya juga merasa ini salah saya sendiri. Saya yang membuat keputusan. Ini pelajaran bagi saya," ungkapnya.
Tamsen mengaku rugi sekitar 370 kina (atau Rp 1,58 juta). Baginya itu bukan jumlah yang sedikit. Namun Tamsen bukanlah korban satu-satunya. Ternyata penipuan ini dialami oleh banyak warga Papua Nugini lainnya.
Baca Juga: Pemprov Bali Ikutan Tolak Kedatangan Timnas Israel di Ajang Piala Dunia U20 2023 di Indonesia
Belum jelas total korban dan jumlah kerugian warga Papua Nugini yang telah ditipu, namun skema Golden Sun ini diperkirakan telah meluas di negara tersebut.
Beberapa akun Facebook yang terafiliasi dengan Golden Sun memiliki jumlah anggota ribuan orang. Beberapa kalangan mengatakan jumlah mereka mencapai puluhan ribu orang.

"Ini besar sekali dan semua orang sedang membicarakannya," kata John Cox, seorang antropolog dari Melbourne University dan pakar mengenai sistem MLM di PNG.
Beberapa pekan lalu, Dr Cox memberikan kuliah sebagai dosen tamu di University of Papua New Guinea ketika sejumlah orang mendatanginya dan bertanya mengenai Golden Sun.
"Dan saya mengatakan: dari mana semua uang itu berasal dan apakah kalian mendapat janji hasil imbalan tinggi tanpa ada penjelasan bagaimana skema itu bisa berjalan?" kata Dr Cox.
Baca Juga: Kerugian Bila Timnas Israel Ditolak Main di U20 Indonesia, Ini Saran dari Berbagai Pihak
"Bagi saya ini tampaknya seperti skema penipuan MLM," ujar Dr Cox.
Skema MLM yang dikenal dengan struktur piramida mendapatkan bayaran dari uang pendaftaran anggota baru. Uang pendaftaran inilah yang kemudian dibayarkan kepada anggota lainnya, bukan dari hasil penjualan barang atau jasa. Bila sudah tidak ada anggota baru yang bergabung maka skema tersebut otomatis akan ambruk.
Golden Sun pertama kali muncul di Papua Nugini pada awal 2023 dan segera populer lewat media sosial. Ratusan postingan bertebaran di grup Facebook mempromosikan pendapatan besar yang akan mereka terima bila bergabung.
Korban lainnya, Joel Waiogri sempat menikmati keuntungan. Dia membayar 3200 kina (sekitar Rp 9 juta) dan menjadi anggota level C di awal Januari 2023.
Baca Juga: Siti Aisyah Didakwa Lakukan Penipuan dan Penggelapan Uang Ratusan Mahasiswa IPB