JAKARTA, Tajuk24.com- ICC atau Pengadilan Kriminal Internasional telah memerintahkan untuk menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin dengan tuduhan melakukan kejahatan agresi/perang.
Ke 123 negara anggota wajib menangkap Putin berdasarkan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan ICC.
Artinya, jika Putin memasuki salah satu wilayah itu, Putin harus ditahan penegak hukum negara yang dikunjungi nya.
Dari semua negara anggota ICC, Hungaria adalah negara yang menyatakan tidak mau menangkap Presiden Rusia tersebut.
Baca Juga: Hari Pertama Bukber tersaji 6.000 Nasi Box di Masjid Raya Sheikh Zayed Al Nahyan Solo
"Kami bisa mengacu ke undang-undang Hungaria dan berdasarkan itu maka kami tidak dapat menangkap Presiden Rusia, karena undang-undang ICC belum diumumkan di Hungaria" kata Gergely Gulyas Kepala Staf Perdana Menteri Hungaria.
"Hungaria memang telah menandatangani Statuta Roma dan meratifikasinya pada 2001"
"Keputusan-keputusan ini mungkin bukanlah yang paling menguntungkan karena membawa ke hal-hal ke arah eskalasi yang lebih lanjut dan bukan kearah perdamaian. Ini pendapat subjektif pribadi saya" tambah Gergely Gulyas, Kamis (23/3).
Komentar tersebut mungkin tidak terlalu mengejutkan bagi sejumlah pihak mengingat pemerintahan Victor Oban merupakan sekutu dekat Kremlin.
Lain hal yang viral di jejaring sosial, yang diunggah oleh akun @toputinperspective.
Seorang wartawan dari Ukraina bertanya ke Vladimir Putin saat jumpa pers dan mendapat jawaban langsung dari Putin.
Baca Juga: Viral Patung Bunda Maria Ditutup Terpal di Kulon Progo, Pengelola Bantah Dipaksa
"Berapa banyak uang yang dihabiskan untuk melakukan penyerangan ke Ukranina dan memblokade Donbass?" tanya wartwan asal Ukraina tersebut.
"Daerah mana yang diblokade pemerintah Rusia? Donbass itu yang memblokade ya pemerintah kamu, pihak Ukraina" jawab Putin.
Sementara mantan Presiden Rusia 2008-2012 ikut menanggapi keputusan ICC itu.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan perintah yang dikeluarkan Pengadilan Kriminal Internasional (International Crime Court/ICC) untuk menangkap Presiden Vladimir Putin sama dengan deklarasi perang.
Medvedev menuturkan "Moskow melihat langkah ICC itu sebagai sebuah genderang perang".