Rasmus Paludan Berjanji Terus Bakar Alquran Setiap Jumat sampai Swedia Diterima Gabung NATO

- Sabtu, 28 Januari 2023 | 15:43 WIB
Pemimpin partai Garis Keras Swedia-Denmark Rasmus Paludan membakar Alquran dalam aksi protesnya agar Turki menyetujui Swedia diterima dalam NATO. (Foto:Toutube Aprilfilmer)
Pemimpin partai Garis Keras Swedia-Denmark Rasmus Paludan membakar Alquran dalam aksi protesnya agar Turki menyetujui Swedia diterima dalam NATO. (Foto:Toutube Aprilfilmer)

JAKARTA, Tajuk24.comPemimpin partai Garis Keras Swedia-Denmark Rasmus Paludan dan yang dikenal sebagai pembakar Alquran, bersumpah untuk membakar Alquran di depan kedutaan Turki setiap hari Jumat setiap minggu. Ia melakukan aksi provokatif tersebut untuk menekan Ankara agar mendukung Stockholm bergabung dengan NATO

Paludan yang memiliki kewarganegaraan ganda Denmark-Swedia itu telah menuai kemarahan Turki dan dunia Islam setelah melakukan pembakaran salinan Alquran dalam unjuk rasa di Swedia 21 Januari yang lalu. Ia kembali melakukannya pada Jumat (27/1) di dekat sebuah mesjid dan di luar gedung kedutaan besar Turki di Kopenhagen, Denmark. 

Paludan menggambarkan aksinya sebagai kebebasan berekspresi dari partainya yang berlandaskan platform anti-Islam dan berjanji akan membatasi semua imigran non-Barat. Baru-baru ini, 'repertoar' politik Paludan termasuk membakar dan merusak salinan Alquran.

"Saya akan menyatakan ini adalah kesalahan Erdogan. Sekarang dia tidak mau mengizinkan Swedia bergabung dengan NATO, jadi saya harus mengajarinya tentang kebebasan berbicara sampai dia melakukannya. Seperti yang saya lihat, Erdogan adalah seorang pembohong. Ketika dia mengatakan itu adalah kesalahan orang lain, dia tidak tahu bagaimana 'sebab-akibat' itu bekerja," kata Paludan kepada kantor berita Swedia.

Baca Juga: Akibat Jerman Kirim Tank, Moskow: 'Rusia sekarang 'berperang melawan NATO dan Barat'

Selain itu, Paludan berencana membakar tiga salinan Alquran di Kopenhagen pada hari Jumat. Setiap salinan akan dibakar di lokasi yang terpisah. Satu di luar kedutaan Turki, satu lagi di luar masjid, dan yang ketiga di dekat kedutaan Rusia.

Perlu diketahui bahwa di Denmark, tidak seperti Swedia, Paludan tidak memerlukan izin untuk melakukan aksinya, tetapi harus memberi tahu pihak berwenang 24 jam sebelumnya.

Paludan lebih lanjut lagi telah berjanji untuk seumur hidupnya tidak akan pernah membakar Alquran di depan kedutaan Turki lagi jika Swedia diterima di NATO.

Tidak ada negosiasi

Menyusul serangkaian langkah provokatif terhadap Turki, termasuk memberikan izin kepada pemimpin partai Denmark untuk membakar Al Quran di depan kedutaan Turki di Stockholm, serta aksi protes pro-Kurdi di mana boneka yang mewakili Erdogan digantung di Stockholm, hubungan diplomatik Swedia dengan Ankara telah jatuh ke posisi terendah sepanjang masa.

Baca Juga: Awas! Varian Corona ‘Kraken, Paling Menular Sudah Masuk Indonesia, Simak ini Gejalanya!

Pada 26 Januari, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada konferensi pers, "Dalam keadaan begini, pembicaraan trilateral tak ada gunanya. Apa intinya mekanisme tersebut? Untuk mematuhi ketentuan memorandum tepat waktu. Namun situasi saat ini sepertinya tidak akan menciptakan atmosfer yang sehat untuk negosiasi. Swedia belum mengambil langkah serius untuk memenuhi ketentuan memorandum tersebut, dengan berbagai alasan, seperti mengubah undang-undang, dan konstitusi. Oleh karena itu, tidak ada gunanya mekanisme tersebut sekarang."

Pada 23 Januari, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengatakan, "Jika Anda [Swedia] mengizinkan tindakan seperti itu, jangan tersinggung, tetapi Anda tidak akan menerima dukungan dari kami untuk bergabung dengan NATO. Kepemimpinan Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungan kami."

(Shir/Tajuk24. Sumber: Al Mayadeen English)

Halaman:

Editor: Shirley

Tags

Terkini

Semakin Panas, Kali Ini Putin Mengancam Inggris!

Rabu, 22 Maret 2023 | 12:35 WIB
X