Pihak TNBTS di Sebut Juga Punya Andil Atas Kebakaran di Bromo Kata Kuasa Hukum Rombongan Prewedding Penyulut F

- Sabtu, 16 September 2023 | 08:06 WIB
Hendra Purnama, salah satu pasangan prewedding di Bromo. ((Instagram))
Hendra Purnama, salah satu pasangan prewedding di Bromo. ((Instagram))

Jakarta, Tajuk24.com  -  Permohonan maaf rombongan WO yang menggunakan flare dalam kegiatan foto prewedding di gunung Bromo akhirnya diterima tokoh adat masyarakat Tengger.

Dikutip dari Detik.com, setelah permohonan maaf diterima oleh Tokoh masyarakat Suku Tengger dan perwakilan 3 Kepala Desa di Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Kuasa Hukum tersangka dan saksi kebakaran di Bukit Teletubbies, Gunung Bromo menuntut keadilan dari penegak hukum. Menurutnya, pengelola wisata juga tak lepas dari kesalahan.

"Terkait dengan perkara ini tentunya kami berharap kepada penegak hukum terhadap klien kami yang saat ini ditahan adanya putusan yang seadil-adilnya. Karena sudah jelas ini tidak ada kesengajaan dan kami juga sudah minta maaf," kata Mustaji, Kuasa Hukum tersangka dan 5 orang rombongan prewedding yang masih berstatus saksi, Jumat (15/9).

Mustaji menyatakan bahwa sehari setelah kejadian atau ketika dia menerima kuasa untuk mendampingi para rombongan prewedding tersebut, dirinya mulai melakukan penelusuran. Hasilnya, kesalahan bukan hanya dilakukan kliennya saja, melainkan juga ada kesalahan dari pengelola wisata Gunung Bromo, dalam hal ini Balai Besar Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (BB TNBTS).

Baca Juga: Kuasa Hukum Para Tersangka Pembakar Hutan Gunung Bromo Beri Pembelaan

"Yaitu adanya kelemahan dari petugas TNBTS sendiri. Di mana aturannya dalam pengelolaan wisata ini harus ada pengawalan atau imbauan kepada pengunjung. Jadi setelah pengunjung bayar (tiket masuk) tidak langsung dibiarkan berkeliaran," kata Mustaji.

Akibatnya, kata Mustaji, pengunjung bisa saja tidak tahu hal yang harus dilakukan dan hal yang dilarang. Beda lagi jika sudah ada pengawalan, termasuk memeriksa barang bawaan yang dikhawatirkan menimbulkan risiko dan harus menyesuaikan juga dengan situasinya.

"Petugas itu harusnya begitu, jangan hanya menerima tiket lalu dilepas begitu saja, tapi ada SOP pengamanan bagaimana. Jadi klien kami tidak tahu dampak dari flare ini," ujarnya.

Sebelumnya, rombongan prewedding yang tediri dari 5 orang yang berstatus saksi menemui tokoh masyarakat Suku Tengger. Mereka meminta maaf bahwa kegiatan prewedding yang dilakukan justru memicu kebakaran Bromo. Dalam pertemuan itu Ketua Dukun Parisada Sutomo dan 3 kepala desa mewakili 6 desa masyarakat Suku Tengger turut hadir.

Baca Juga: Para Pelaku Pembakaran Hutan di Gunung Bromo Minta Maaf ke Warga Tengger

"Permohonan maaf ini kami sampaikan kepada seluruh masyarakat Suku Tengger yang bermukim di lereng Gunung Bromo. Kepada tokoh adat Tengger dan seluruh pemerintah, mulai dari Bapak Presiden dan Wakil Presiden, pemerintah provinsi hingga kabupaten," kata Hendra Purnama, Jumat (15/9).

Hendra Purnama adalah calon pengantin yang menyewa jasa WO untuk foto prewedding yang sebelumnya disebut dengan inisial HP. Dia sampaikan bahwa musibah kebakaran di kawasan TNBTS itu sama sekali tidak dia inginkan.

Sementara, Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo Sunaryono menyatakan pada intinya masyarakat dan tokoh Suku Tengger telah menerima permintaan maaf para saksi yang terlibat prewedding tersebut.

"Intinya kami terima maafnya, tapi para pelaku harus mempunyai tanggung jawab, baik itu untuk dirinya sendiri dan juga kepada Gunung Bromo, walaupun di situ tidak ada unsur sengaja. Paling tidak orang-orang ini ke depannya berbuat bagaimana untuk memulihkan Bromo," katanya.

(AHasyim/ Tajuk24)

Halaman:

Editor: Ahmad Hasyim

Tags

Terkini

Kota Bandung akan Dilewati LRT

Selasa, 3 Oktober 2023 | 17:21 WIB
X