JAKARTA, Tajuk24.com - Kasus dipalaknya seorang juara nyanyi di Jepang asal Indonesia oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai saat akan mengambil piala rupanya bukan kaejadian pertama yang dilakukan anak buah Sri Mulyani ini, ada orang lain yang alami hal serupa yakni Kris Antoni yang berprofesi sebagai developer game.
Dilansir dari laman Suara.com, kejadian yang dialami Fatimah yang dipalak saat akan mengambil piala juga dialami Kris Antoni
Kris Antoni yang berprofesi sebagai developer game ini mengaku harus mengeluarkan uang Rp 1 juta di Bea Cukai untuk piala atau penghargaannya karena dianggap barang impor yang harus dikenakan bea masuk.
“Ini juga kejadian sama gw. Waktu 2013 @togeproductions, menang award Flash Game Summit di San Francisco, tapi karena kita nga bsa pergi terima awardnya jadi pialanya dikirim ke Indonesia, sampai di Jakarta pialanya kena pajak becuk 1juta lebih,” kata Antoni dilansir dari akun twitternya @kerissakti.
Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV Hari Ini 23 Maret 2023 Lengkap dengan Link Streaming
Antoni mengaku sempat melayangkan protes, tetapi pihak Bea Cukai semua jenis barang impor baik yang dibeli maupun pemberian tetap kena pajak. Bahkan dia harus membayar berkali-kali setiap dia mendapat penghargaan dari luar negeri.
“Mau protes…,Mau protes cuma dibilang “barang yg diimpor mau beli atau gift gratis tetap kena pajak”. Gratis kena pajak tuh gmna? Karena orang awam nga ngerti apa2, kita iya iya aja, Selama 2011-2013 kita menang award 3 tahun berturut2 di Amrik. Ya bayangin aja pajaknya berapa,” kata Antoni.
Walau sudah lama berlalu, namun ini menjadi catatan bagi Dirjen Bea dan Cukai bahwa praktek tersebut sudah lama terjadi dan baru terungkap saat ini.
Baca Juga: Katakanlah dengan Bunga, Bunga Papan
(AHasyim/ Tajuk24)
Baca Juga: Jadwal Acara TV Indosiar Hari Ini 23 Maret Lengkap dengan Link Streaming Loh!
Baca Juga: Ayah David Tarik Pemberian Maafnya : “Saya Tidak Rela, Mintalah Pada Tuhan Kalian Pengampunan Itu!”