Pengamat: Kegagalan Indonesia Jadi Tuan Rumah PD U-20 Bisa Ganggu Relasi Jokowi dan PDI-P

- Jumat, 31 Maret 2023 | 18:09 WIB
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai ada sejumlah dampak yang dapat terjadi pasca batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 (PD U-20).  Salah satunya adalah relasi Presiden Joko Widodo dengan PDIP. (Ist)
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai ada sejumlah dampak yang dapat terjadi pasca batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 (PD U-20). Salah satunya adalah relasi Presiden Joko Widodo dengan PDIP. (Ist)

JAKARTA, Tajuk24.com - Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai ada sejumlah dampak yang dapat terjadi pasca batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 (PD U-20).

Salah satunya adalah relasi Presiden Joko Widodo dengan PDIP.

Hal ini terjadi karena penolakan timnas Israel dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster selaku daerah yang akan menggelar pertandingan, ditengarai menjadi salah satu penyebab Indonesia dicoret FIFA sebagai tuan rumah.

Tindakan Ganjar dan I Wayan Koster ini dinilai sebagai perpanjangan sikap PDI-P yang menentang Timnas Israel bertanding.

"Kegagalan ini jelas mengecewakan bagi Jokowi dan PDI-P dianggap sebagai dalang, maka relasi Jokowi dan PDI-P bisa saja terganggu," ujar Dedi kepada Republika.co.id, Jumat (31/3/2023).

Baca Juga: 23.477 Siswa Asal Jawa Timur Diterima Lewat Jalur SNBP, Terbanyak di Indonesia

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini mengatakan, perhelatan PD U-20 ini menjadi salah satu materi propaganda Jokowi di tengah ancaman situasi ekonomi global berdampak ke Indonesia.

Menurutnya, jika PD U-20 berhasil digelar maka Indonesia akan mendapat sentimen positif.

Tetapi, penyelenggaran ini justru batal dan salah satu penyebabnya adalah penolakan dari PDIP dan para kepala daerah yang berasal dari PDIP, yang juga satu partai dengan Jokowi.

"Gelaran ini seharusnya menjadi materi propaganda Jokowi, ia memerlukan pujian di tengah situasi ekonomi yang memburuk, juga reputasi pemerintah, sehingga kegagalan ini jelas mengecewakan bagi Jokowi," ujarnya.

Di lain pihak, Dedi menilai sikap PDIP dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo justru menjadi petaka bagi elektabilitas keduanya.

Baca Juga: WHO Perbaharui Rekomendasi Vaksinasi COVID-19, Anak-Anak dan Remaja Mungkin Tak Perlu Vaksin

Walaupun PDIP dan Ganjar bisa saja mendapat tambahan simpati dari kelompok pemilih pro Palestina, tetapi kata Dedi, pemilih pro Palestina sudah cukup kuat di partai berbasis Islam seperti PKS.

"Sehingga upaya PDIP dan Ganjar justru akan dianggap sebatas mencari panggung di waktu yang tidak tepat. Situasi ini bisa saja simpati didapat, tetapi tidak menambah pemilih," ujar Dedi.

Sebaliknya, pemilih PDIP yang selama ini lebih terbuka terhadap Israel justru memertanyakan sikap PDIP yang tidak seperti biasanya.

Halaman:

Editor: Gunawan Wibisono

Tags

Terkini

X