JAKARTA, Tajuk24.com - Timnas Israel menghadapi gelombang penolakan oleh berbagai organisasi massa Islam dan juga MUI menjelang perhelatan Piala Dunia U20 2023 di Indonesia. PA 212 baru menggelar aksi demo penolakan timnas Israel pada hari Senin lalu (20/3).
Duta besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun pun menanggapi permasalahan keikutsertaan timnas Israel ini di U-20. Dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/3) lalu, Zuhair menegaskan bahwa partisipasi Israel dalam ajang U20 telah sesuai dengan aturan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).
Zuhair juga menegaskan kehadiran Israel juga tidak akan serta merta melunturkan dukungan Indonesia selaku tuan rumah atas perjuangan bangsa Palestina selama ini.
Salah seorang wasit Indonesia berlisensi FIFA Fariq Hitaba juga menilai Indonesia selaku tuan rumah Piala Dunia U-20 tidak punya alasan untuk menolak kedatangan Timnas Israel. Hitaba mengatakan Israel juga adalah anggota FIFA dan berhak mengikuti semua turnamen di bawah bendera FIFA selama memenuhi syarat.
Baca Juga: Ngerinya Judi Online Slot, Jangan Coba-coba Deh!
"Kita harus pahami mana politik dan mana olahraga. Kalau urusan politik, sampai kapan pun Indonesia termasuk saya pasti akan mendukung kemerdekaan Palestina dari cengkeraman Israel. Tetapi, ini sepak bola. Jelas beda," ungkap Fariq kepada Kompas, pada Selasa (21/3/2023).
Bila menolak Israel, Indonesia bisa dikecam oleh FIFA dan oleh negara-negara lain karena tidak melaksanakan amanat. Sanksi terberat adalah dibekukan keanggotaannya oleh FIFA.
"Jika dibekukan, Piala Dunia U-20 tidak jadi berlangsung. Indonesia tidak bisa mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kalender FIFA. Artinya tidak ada sepak bola karena sepak bola itu propertinya FIFA. Sepak bola itu milik FIFA. Lalu pemain, pelatih, wasit, ofisial, mau makan apa kalau tidak ada sepak bola," ujar Fariq.
Baca Juga: KPK Beri Foto Menu Makan Lukas Enembe yang Sebelumnya Dituding Ada Ubi Talas Busuk
Fariq juga mengatakan bila Indonesia menolak atlet Israel atas dasar penjajahan dan kemanusiaan, maka Indonesia juga harus menolak atlet-atlet dari negara lain yang pernah dituduh melakukan penjajahan.
Sebagai wasit, Fariq berharap pemerintah tetap mendukung penyelenggaraan U-20 karena sarana dan prasarana sudah disiapkan jauh-jauh hari.
"Jadi sayang kalau akhirnya tidak jadi. FIFA pun akan melihat dan menilai. Sampai kapan pun Indonesia tidak akan pernah lagi dipilih untuk menjadi tuan rumah," kata Fariq lagi.
Baca Juga: Usai Tuding KPK Memberinya Ubi Busuk, Lukas Enembe Kini Putuskan Mogok Minum Obat
Pengamat olahraga Fritz Simanjuntak memandang FIFA dapat membantu Indonesia agar tidak melanggar aturan larangan mengibarkan bendera dan lagu kebangsaan Israel di Indonesia dengan mencontoh yang dilakukan International Olympic Committee (IOC) terhadap Rusia saat pelaksanaan Olimpiade lalu.
Atlet-atlet Rusia tetap diperbolehkan bertanding di Olimpiade 2020 yang lalu walaupun saat itu Rusia sedang kena sanksi akibat kasus doping.
IOC waktu itu tidak mengizinkan pengibaran bendera Rusia maupun lagu kebangsaannya dan menggantinya dengan bendera National Olympic Committee (NOC) Rusia (ROC).
"FIFA bisa melakukan seperti IOC memperlakukan atlet Rusia. Jika ini dilakukan maka ini akan sangat membantu Indonesia selaku tuan rumah penyelenggara di mana semua kewenangan mengenai peserta ada pada FIFA. Sejauh ini FIFA sudah banyak membantu dengan melakukan review sejumlah stadion yang akan digunakan Piala Dunia U20," kata Fritz dalam rilis kepada media Kompas pada Selasa (21/3).