Api di Bukit Menoreh - Jilid 20 eps 1
Karya: SH Mintardja
Akhirnya dari tempat yang terlindung itu Kiai Gringsing melihat dua orang mendekatinya.
“Benarkah kau, Kiai?”
“Ya, aku datang bersama dengan Anakmas Swandaru dan Agung Sedayu.”
“Oh, di mana mereka sekarang?”
“Itu, di situ. Kami tidak ingin mengejutkan kalian. Kalau kalian melihat kami berempat, maka kalian akan terkejut dan mungkin berbuat sesuatu diluar perhitungan kami.”
Baca Juga: Diduga Ada Penyerangan di Desa Sangkal Putung
Orang itu mengangguk-anggukkan kepalanya. Dalam pada itu Swandaru yang tidak sabar telah keluar dari persembunyiannya diikuti oleh Sutawijaya dan Agung Sedayu.
“Seluruh kademangan menunggu kalian” kata penjaga itu.
“Kita telah menjadi bingung.”
“Apakah mereka mencemaskan nasib kami?” bertanya Swandaru.
“Dan karena itu ibu menangis?”
Baca Juga: Perjalanan ke Sangkal Putung Butuh Waktu Dua Malam
“Bukan saja karena itu,” jawab penjaga, “kami menghadapi soal yang lain.”
Dada Swandaru berdesir mendengar jawaban penjaga itu. Karena itu dengan serta-merta ia bertanya,
“Apakah ada soal lain yang penting?”
“Ya” sahut penjaga itu.
“Apa?”
Penjaga itu menjadi ragu-ragu sejenak. Pendapa Kademangan itu tinggal beberapa puluh langkah lagi.
Di sana duduk para pemimpin Kademangan Sangkal Putung dan para pemimpin prajurit Pajang yang akan dapat memberi penjelasan sebaik-baiknya kepada anak itu.
Karena itu maka prajurit itu menjawab,