Tanah Warisan - Jilid 5 eps 7
Karya : SH Mintardja
“Tahankan,” desis Temunggul.
“Sebentar lagi kau akan mendapat kesempatan untuk membalas.”
“Aku akan membuatnya cacad seumur hidupnya.”
Temunggul pun kemudian memapah orang itu pergi ke air yang mengalir gemericik di sela-sela batu.
Baca Juga: Temunggul Merencanakan Sebuah Kebohongan tentang Bramanti
Kemudian meletakkannya duduk di atas sebuah batu. Seperti memandikan anak-anak.
Temunggul membersihkan anak muda itu. Menghilangkan pasir dan lumpur dari tubuhnya, mencuci luka-lukanya yang berdarah dan memijit-mijit punggungnya yang serasa patah perlahan-lahan.
Mereka memerlukan waktu yang cukup lama untuk menunggu anak itu mampu berdiri dan berjalan sambil bersandar kepada kawannya.
Baca Juga: Temunggul Menuduh Bramanti Mengganggu Gadis-gadis Candi Sari
Dengan susah payah mereka berjalan menyusur sungai, naik ke bendungan yang tidak setinggi tebing, kemudian dari bendungan mereka merayap perlahan-lahan ke atas tanggul.
Temunggul menarik nafas ketika mereka berdiri di atas tanggul sungai itu. Kemudian dengan lantang ia berkata, “Sekarang kita langsung ke Kademangan,”
“Kenapa?”
“Biarlah setiap orang Kademangan melihat sendiri luka-luka ditubuhmu. Biarlah mereka melihat darah itu.
Dengan demikian maka hati mereka akan segera terbakar daripada mereka melihat kau kelak, apabila kau sudah sembuh.”