Api di Bukit Menoreh - Jilid 20 eps 2
Karya: SH Mintardja
Ki Tanu Metir mengangkat wajahnya. Tetapi ia tidak dapat segera mengucapkan sesuatu.
“Ya, tetapi apa yang hilang itu, Ayah?” desak Swandaru yang kehabisan kesabaran. “Apakah perhiasan ibu, emas, intan berlian, atau apa?”
Ki Demang menggeleng. “Yang hilang itu adalah adikmu, Swandaru.”
Baca Juga: Ki Demang: Apakah Kau Dengar Tangis Ibumu?
“He?” Swandaru berjingkat dari duduknya sehingga bergeser selangkah maju. Tetapi bukan saja Swandaru, Agung Sedayu pun tidak kalah terkejut. Bahkan Sutawijaya dan Kiai Gringsing pula.
Dengan terbata-bata Swandaru berkata, “Mirah, jadi Sekar Mirah yang Ayah maksud?”
Ayahnya mengangguk-anggukkan kepalanya. “Ya, Sekar Mirah telah hilang sejak kemarin.”
“Bagaimana maka Sekar Mirah itu dapat hilang Ki Demang?” bertanya Agung Sedayu terpatah-patah.
Baca Juga: Diduga Ada Penyerangan di Desa Sangkal Putung
“Ya bagaimana?” sahut Ki Demang.
“Ia hilang begitu saja. Hilang dari kademangan ini. Aku pun bertanya seperti itu, kenapa Sekar Mirah dapat hilang?”
Kiai Gringsing masih juga berdiam diri.
Ia tahu benar betapa perasaan Ki Demang menjadi gelap, sehingga dengan demikian maka orang itu akan mudah menjadi marah.
“Nah, sekarang aku bertanya kepadamu, Swandaru,” berkata Ki Demang itu, “apa yang kau dapat dengan perjalananmu itu? Kalau kau ada di rumah, mungkin keadaan akan berbeda.”
Yang terdengar adalah Swandaru menggeretakkan giginya. Dengan gemetar ia kemudian bertanya,