Api di Bukit Menoreh - Jilid 20 eps 5
Karya: SH Mintardja
"Tetapi, lalu bagaimana?” terdengar suara Ki Demang menurun.
Kini kembali pringgitan itu terdampar pada kesenyapan yang tegang. Masing-masing sibuk dengan pikiran sendiri-sendiri.
Apakah kira-kira yang dapat mereka lakukan untuk membebaskan kembali Sekar Mirah dari tangan Sidanti?
Baca Juga: Pembebasan Sekar Mirah Diatur dengan Cermat di Kademangan
Swandaru dan Agung Sedayu menjadi kian gelisah, seakan-akan mereka itu duduk di atas bara. Terdengar gigi mereka gemeretak dan nafas mereka saling memburu.
Di sisi mereka, Sutawijaya duduk tepekur. Kepalanya menjadi pening. Sebenarnya banyak hal yang ingin dikatakannya, tetapi ia harus kembali ke Pajang.
Baca Juga: Ki Demang Kirimkan Pasukan Segelar Sepapan ke Lereng Merapi
Tidak mungkin baginya untuk menolak perintah ayahnya lagi.
Karena itu betapa kecewanya, betapa ia menyesal telah mengajak kedua anak-anak muda itu.
Dan kini ia dikecewakan pula karena ia tidak mendapat kesempatan untuk ikut serta merebut kembali Sekar Mirah.
Bukan karena Sekar Mirah adalah seorang gadis yang cantik, tetapi Sutawijaya pun merasa tersinggung pula atas perbuatan Sidanti itu.
Dalam pada itu terdengar suara Ki Demang bernada rendah, “Apakah aku akan membiarkan secercah noda melekat pada kademangan ini karena keluargaku?
Apakah aku harus membiarkan Sekar Mirah menjadi korban karena persoalan yang seharusnya dipikul oleh kekuatan jantan di kademangan ini?