Dimata Sekar Mirah, Sidanti Seorang Pengecut

- Senin, 18 September 2023 | 06:48 WIB
Serial Api di Bukit Menoreh (foto.ist)
Serial Api di Bukit Menoreh (foto.ist)

Api di Bukit Menoreh - Jilid 20 eps 8
Karya: SH Mintardja

“Aku tidak akan dapat melupakannya Mirah. Aku sadar bahwa kedatangan setan kecil yang bernama Agung Sedayu itu telah mengganggu hubungan kita.

Aku sadar pula, bukan saja hubungan kita telah diganggunya, tetapi namaku di mata orang-orang Sangkal Putung telah direbutnya.

Anak itu berhasil memenangkan perlombaan memanah di alun-alun di muka Banjar Desa Sangkal Putung.

Baca Juga: Besok Pagi Dimulai Perjalanan Misi Penyelamatan Sekar Mirah

Bahkan sebelumnya, kedatangannya untuk menyelamatkan Sangkal Putung telah mendesak kebanggaanku sebagai anak muda yang paling jantan di kademangan itu.” Sidanti berhenti sejenak.

Ditatapnya wajah Sekar Mirah. Tetapi wajah itu seakan-akan menyala karena kemarahan yang membara di dalam dadanya.

“Mirah,” Sidanti meneruskan, “itulah sebabnya maka dendamku kepadanya bertimbun-timbun sampai ke langit.

Baca Juga: Kiai Gringsing akan Menyusup ke Padepokan Ki Tambak Wedi

Apalagi pada saat terakhir ini datang pamanku dari Menoreh. Adalah kebetulan sekali bahwa paman yang bernama Argajaya itu bertemu dengan tiga anak-anak muda di perjalanan.

Aku tahu pasti bahwa kedua dari anak-anak muda itu pasti Agung Sedayu dan Swandaru. Mereka telah menghinakan Paman Argajaya itu pula.

Sehingga kemarahanku tidak dapat lagi aku tahankan. Itulah sebab-sebab yang telah mendorongku mengambil kau dari Sangkal Putung.”

“Pengecut!” tiba-tiba Sekar Mirah itu berteriak sehingga Sidanti terkejut karenanya.

“Kau tidak berani berhadapan dengan sikap jantan dengan Kakang Agung Sedayu dan Kakang Swandaru yang pernah kau tampar pipinya beberapa kali itu, karena mereka kini telah menemukan guru yang dapat menyaingi gurumu.

Halaman:

Editor: Gandung Kardiyono

Tags

Terkini

Temunggul akhirnya Memohon Maaf pada Bramanti

Selasa, 3 Oktober 2023 | 16:42 WIB

Wuranta Dicalonkan jadi Orang Kepercayaan Sidanti

Selasa, 3 Oktober 2023 | 08:41 WIB

Ki Tambi: Bukankah Anakmu Tidak Apa-apa, Nyai?

Senin, 2 Oktober 2023 | 17:11 WIB

Gerombolan Sidanti Tinggalkan Kademangan Jati Anom

Senin, 2 Oktober 2023 | 04:55 WIB

Terputuslah Nafas Sapu Angin yang Terakhir

Minggu, 1 Oktober 2023 | 19:17 WIB

Sidanti Mengajak Wuranta Bergabung dalam Pasukannya

Minggu, 1 Oktober 2023 | 12:39 WIB

Sidanti: Wuranta, Apakah Kau ingin Turut Aku?

Minggu, 1 Oktober 2023 | 07:28 WIB

Sidanti Gagal Menemukan Agung Sedayu

Sabtu, 30 September 2023 | 06:58 WIB

Ibu Bramanti Duduk Bersimpuh Berpegangan Tiang

Jumat, 29 September 2023 | 17:14 WIB

Agung Sedayu Menghindari Pertarungan dengan Sidanti

Jumat, 29 September 2023 | 08:29 WIB

Perlawanan Gigih Pemuda Candi Sari

Kamis, 28 September 2023 | 19:10 WIB

Dengan Suara Lantang Wuranta Menantang Agung Sedayu

Kamis, 28 September 2023 | 11:43 WIB

Pertemuan Wuranta dengan Sidanti yang Tidak Diduga

Kamis, 28 September 2023 | 07:16 WIB

Halaman Rumah Bramanti Jadi Ajang Pertarungan Berdarah

Rabu, 27 September 2023 | 16:54 WIB

Wuranta mendesis, Mereka telah Melihat Aku

Rabu, 27 September 2023 | 06:35 WIB
X