Tanah Warisan - Jilid 5 eps 12
Karya : SH Mintardja
“Apakah maksud anak itu mengatakan bahwa ia tidak ikut campur?” bertanya Ki Tambi di dalam hatinya.
Namun ia masih mengharap, satu-satunya kemungkinan bagi Bramanti adalah berbuat jantan.
Kalau ia ternyata seperti yang diduganya, maka mata orang Kademangan itu pasti akan segera terbuka, dengan siapa mereka berhadapan.
Baca Juga: Ki Tambi Berbisik pada Nyai Pruwita, Anakmu bukan Sembarang Orang
“Tetapi kalau tidak?” Ki Tambi menjadi ragu-ragu. “Kalau Bramanti itu sebenarnya Bramanti seperti yang tampak sehari-hari?”
Ki Tambi mulai dirayapi oleh kecemasan di dalam hatinya. Namun kemudian ia berkata di dalam hatinya.
“Aku sudah berjanji untuk melindunginya. Apapun yang terjadi. Akan sia-siakah perjalananku selama ini, kalau aku tidak berhasil melepaskan Bramanti dari tangan mereka.
Baca Juga: Temunggul Berbohong pada Ki Tambi
Aku yakin bahwa tidak semua orang akan berpihak kepada Temunggul. Setidak-tidaknya Panjang.
Bahkan mungkin aku akan dapat menakut-nakuti orang-orang ini dengan lencana Panggiring.
Kalau terjadi apa-apa atas Ki Tambi yang telah mendapat lencana Candi ini, Panggiring tidak akan tinggal diam.
Dan Panggiring adalah kakak Bramanti betapapun hubungan yang kurang serasi di antara mereka.”
Keputusan itu telah memantapkan sikap Ki Tambi, sehingga kini ia tidak lagi menjadi gelisah. Ia berdiri dengan kaki tegak di halaman beberapa langkah dari Ki Demang.