Pendekar Pemanah Rajawali 36.4 Auwyang Hong

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 18:45 WIB

"Mungkinkah See Tok sendiri yang datang ke mari?" si anak muda menanya diri sendiri. Ia kaget. Ia menyembunyikan tubuhnya di belakang pohon, lalu ia menguntit barisan ular itu. Syukkur untuknya, semua penggembala ular itu biasa saja kepandaiannya, mereka tidak ketahui dirinya ada yang mengikuti.

Di paling depan ada berjalan satu bujang gagu. Dialah yang memimpin. Di dalam rimba itu orang berjalan berliku-liku jauhnya kira-kira duapuluh lie, setelah melintasi sebuah bukit, tibalah mereka di sebuah tegalan luas dengan rumput hijaunya. Di Utara tegalan rumput itu ada rimba pohon bambu.

Setibanya di situ, semua ular itu tidak berjalan lebih jauh, bahkan dengan menuruti petunjuk galah penggembalanya, semua pada berdiam melingkar dengan rapi, kepala mereka diangkat tinggi.

Kwee Ceng berlaku waspada, tidak mau ia memperlihatkan dirinya. Ia nelusup ke Timur, yang merupakan rimba, dari situ ia ke Utara, ke hutan bambu itu. Di situ ia sembunyi sambil memasang kuping dan mata. Rimba itu sunyi. Ia bertindak secara enteng sekali.

Di dalam rimba itu ada sebuah paseban yang terbuat dari bambu, menurut mereknya yang tergantung, namanya Cek Cui Teng. Di samping kedua mereka itu ada sepasang lian. Di dalam pesaben ada meja dan kursi terbuat dari bambu, semua barang bikinan dari banyak tahun, bambunya sudah mengkilap, warnanya kuning muda. Sangat sunyi suasa di sekitar paseban itu.

Mengintai keluar, Kwee ceng melihat rombongan ular itu masih mendatangi. Semua ular itu bukan ular hijau hanya ular yang kepalanya besar dan ekornya panjang, cahayanya kekuning-kuningan seperti emas. Habis ular kuning, baru ular hitam. Semua lidah mereka bergerak pergi datang.

Semua ular itu terpecah ke Timur dan Barat, di tengahnya terbuka satu jalanan. Di situ terlihat beberapa puluh wanita dengan seragam putih dan tangan masing-masing mencekal tengloleng merah, bertindak dengan perlahan. Di belakang mereka berjalan satu orang dengan jubah terikat di pinggang, yang tangannya mengebas-ebas kipas. Dialah Auwyang Kongcu. Dia jalan di muka, sikapnya menghormat. Segera terdengar suaranya yang terang dan nyata; "Auwyang Sianseng dari Wilayah Barat datang menjenguk Oey Tocu dari Tho Hoa To!"

"Ah, benar-benar See Tok yang datang!" kata Kwee Ceng dalam hatinya. "Pantaslah rombongan ini begini besar dan agung-agungan sikapnya."

Memang, di belakangnya Auwyang Kongcu ada berjalan seorang lain, tubuhnya tinggi dan besar, yang pun berpakaian putih mulus. Kwee Ceng cuma dapat melihat belakang orang, tidak mukanya. Dia berhenti bertindak, begitupun Auwyang Kongcu selagi pemuda itu mengasih dengar suaranya.

Dari dalam hutan bambu lantas muncul dua orang. Melihat mereka itu, hampir Kwee Ceng menjerit. Itulah Oey Yok Su sendiri yang menuntun tangan putrinya, Oey Yong.

Auwyang Hong bertindak maju, ia menjura kepada Oey Yok Su, yang membalasinya.

Auwyang Kongcu sendiri sudah lantas berlutut di depan pemilik dari Tho Hoa To itu, untuk memberi hormat sambil mengangguk empat kali. Ia kata: "Mantu yang tidak berharga menghadap gakhu tayjin, semoga gakhu tayjin sehat-sehat saja!"

"Gakhu tayjin" itu berarti "Ayah mertua yang dihormati".

"Sudah, kau bangunlah!" kata Oey Yok Su, yang mengulurkan tangannya akan mengasih bangun pemuda itu, yang menyebut dirinya baba mantu dan memanggil orang sebagai mertuanya.

Auwyang Kongcu ketahui bahwa ia tentulah bakal diuji, maka itu ia sudah bersiap sedia. Ia mempertahankan diri begitu lekas tangan kirinya dipegang untuk untuk diangkat tetapi ketika ia berbangkit, tubuhnya terhuyung juga hingga ia mengeluarkan seruan perlahan. Tubuhnya itu lantas berjumpalitan, kepala di atas, kakinya di bawah, jatuh ke tanah. Tapi Auwyang Hong sudah lantas menggeraki tongkat di tangannya, ditempel pada punggung keponakannya itu, disontek dengan perlahan, maka kesudahannya sang keponakan dapat berjumpalitan pula, untuk berdiri tegar.

Halaman:

Editor: Suantho

Tags

Terkini

Pendekar Pemanah Rajawali Bab 64.4 Eng Kouw Datang

Jumat, 31 Maret 2023 | 20:07 WIB

Pendekar Pemanah Rajawali Bab 63.4 Gelang Kumala

Jumat, 31 Maret 2023 | 19:39 WIB

Pecut Sakti Bajrakirana Bab 13.8, hasutan Priyadi

Jumat, 31 Maret 2023 | 17:23 WIB
X