Pendekar Pemanah Rajawali 37.2 Ang Cit Kong Ikut Adu Ilmu Dalam

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 19:32 WIB

Masih Kwee Ceng mendengari. Lagi-lagi ia mendapat kenyataan telah tiba saat yang sangat genting, hingga ada kemungkinan kali ini bakal datang keputusan siapa menang dan siapa kalah. Ia berkhawatir untuk Oey Tocu…

Justru itu waktu dari arah laut, dari tempat yang jauh, terdengar siulan panjang dan lama. Suara itu samar-samar tetapi toh dua-dua Oey Yok Su dan Auwyang Hong terkejut hingga sendirinya suara seruling dan tiat-ceng mereka berubah menjadi kendor. Siulan pun terdengar semakin nyata. Itu tandanya orang mendatangi dan orang itu berada semakin dekat.

Auwyang Hong mementil dua kali, keras sekali, suara tiat-ceng sampai terdengar seperti suara cita terobek. Habis itu, suara siulan terdengar bernada tinggi. Rupanya siulan dan tiat-ceng tengah kebentrok.

Tidak antara lama, suara seruling dari Oey Yok Su pun nyebur dalam bentrokan siulan dan tiat-ceng itu. Maka selanjutnya, sering terdengar, siualan bentrok tiat-ceng, siulan bentrok seruling, atau seruling bentrok tiat-ceng. Atau lagi, kedtiganya bentrok berbareng.

Sekarang Kwee Ceng menduga pasti ada seseorang yang lihay yang telah datang ke pulau Tho Hoa To ini. Ia biasa main-main bertarung sempat tangan dengan Ciu Pek Thong, karena itu ia dapat menbedakan suara bentrokannya ketiga lawan ini: seruling, tiat-ceng dan siulan….

Setelah memperhatikan terlebih jauh. Kwee Ceng merasa orang yang bersiul itu sudah tiba di dalam rimba di dekat itu. Ia mendengar lebih nyata siulan orang itu, yang tinggi dan rendah bergantian, yang selalu berlainan. Ketika ia merasa, bentrokan menjadi demikian hebat, saking kagumnya, tanpa ia merasa ia berseru: "Bagus!". Kemudian ia terkejut sendirinya. Bukankah ia lagi bersembunyi? Ia lantas memikir untuk menyingkir. Tapi sudah kasep. Satu bayangan lantas berkelebat di depannya. Di situ berdiri Oey Yok Su.

"Anak yang baik, mari!" berkata Tocu dari Tho Hoa To itu.

Ketika itu semua tetabuhan sudah berhenti.

Dengan membesarkan hati, Kwee Ceng ikut Tong Shia pergi ke paseban.

Oey Yong tersumpal kupingnya, ia tidak mendengar seruannya si anak muda, maka heran ia menampak munculnya pemuda itu. Ia pun menjadi sangat girang, maka ia lari memapaki, untuk menyambar kedua tangan orang.

"Engko Ceng, akhirnya kau datang juga…!" serunya. Tapi ia girang bercampur sedih, tanpa merasa air matanya meleleh turun.

Melihat pemuda ini, panas hatinya Auwyang Kongcu. Maka itu, menyaksikan kelakuannya si nona, ia panas berbareng gusar sekali. Tidak dapat ia mengendalikan diri, sambil berlompat ia menghajar kepalanya si anak muda itu.

"He, bocah busuk, kau pun datang ke mari!" ia mendamprat.

Kwee Cneg melihat datangnya serangannya, dengan sebat ia berkelit. Sekarang ini ilmu silatnya sudah maju jauh, ia beda dengan waktu ia masih di rumah abu Keluarga Lauw di Poo-eng, dimana ia menempur pemuda she Auwyang itu. Ia tidak cuma berkelit, terus ia membalas menyerang. Dengan tangan kiri memainkan "Naga sakti menggoyang ekor", dengan tangan kanan ia menggunai "Naga Menyesal", dua-duanya merupakan jurus-jurus dari Hang Liong Sip-pat Ciang yang lihay. Sejurus saja sudah hebat, apapula dua jurus itu hampir berbareng.

Auwyang Kongcu terkejut merasakan tangan kiri orang tahu-tahu menekan iga kanannya. Ia mengerti lihaynya Hang Liong Sip-pang Ciang, yang cuma dapat diegos, tidak ditangkis, dari itu lekas-lekas ia menyingkir ke kiri. Celaka untuknya, justru ia berkelit, justru tangan yang lain dari lawannya tiba. Tidak ampun lagi, dada kirinya kena terpukul, bahkan sebuah tulangnya patah sekali.

Halaman:

Editor: Suantho

Tags

Terkini

Pendekar Pemanah Rajawali Bab 64.4 Eng Kouw Datang

Jumat, 31 Maret 2023 | 20:07 WIB

Pendekar Pemanah Rajawali Bab 63.4 Gelang Kumala

Jumat, 31 Maret 2023 | 19:39 WIB

Pecut Sakti Bajrakirana Bab 13.8, hasutan Priyadi

Jumat, 31 Maret 2023 | 17:23 WIB
X