Pecut Sakti Bajrakirana Bab 9.3, Resi Ekomolo dan Cerita Kesaktian Dua Pusaka Jatikusumo

- Minggu, 19 Maret 2023 | 16:03 WIB

"Heh-heh-heh, anak baik, aku girang tidak membunuhmu. Ternyata engkau memang amat berguna bagiku. Ketahuilah, aku masih terhitung kakak seperguruan mendiang Resi Limut Manik, adapun nama julukanku dahulu adalah Resi Ekomolo.”

“Nama besarku terkenal di seluruh Mataram, bahkan di Mataram aku dijuluki orang Alap-alap Mataram. Nah, pergilah dan cepat kembali membawa makanan yang enak-enak.”

“Di neraka itu, aku hanya makan jamur-jamur mentah dan lumut lumut dan hanya setiap malam Jumat gurumu mengirimkan makanan yang pantas. Aku ingin sekali makan daging sapi atau daging kambing."

Priyadi meninggalkan tempat itu, menyeberangi puncak bukit dan sebelum ayam berkokok dia sudah kembali ke dalam kamar di pondoknya.

Dia bekerja di ladang bersama para murid lain seperti biasa dan setelah dia memperoleh kesempatan, dia membawa makanan dan juga seperangkat pakaiannya sendiri untuk diberikan kepada Resi Ekomolo.

Resi Ekomolo gembira sekali. Pakaian bersih segera dikenakan di tubuhnya dan diapun makan minum dengan lahapnya.

Setelah kenyang, diapun memandang kepada pemuda itu dan berkata, "Aku suka padamu, Priyadi. Aku akan mengajarkan ilmu-ilmuku yang hebat kepadamu. Mulai sekarang engkau harus mempelajari dan melatih ilmu-ilmu yang kuajarkan dengan baik."

"Terima kasih, eyang. Akan tetapi saya harus mencari waktu luang. Sebaiknya setiap malam, kalau semua orang sudah tidur, saya datang ke sini dan belajar ilmu dari eyang. Kalau tidak demikian, tentu akan ada orang yang mengetahuinya," jelas Priyadi.

"Baik, memang aku tidak ingin ada orang mengetahuinya. Engkau adalah murid Jatikusumo dan kulihat engkau sudah mempelajari ilmu-ilmu aliran Jatikusumo dengan baik.”

“Karena ilmu-ilmu yang kurangkai juga berdasarkan aliran Jatikusumo, maka aku yakin dalam waktu cepat engkau akan dapat menguasainya.”

“Jika engkau sudah mewarisi ilmu-ilmu yang kuajarkan, engkau harus menjadi ketua Jatikusumo, karena tidak akan ada orang di Jatikusumo yang akan mampu menandingimu. Bahkan gurumu sendiri Bhagawan Sindusakti tidak akan dapat mengalahkanmu!"

"Akan tetapi, eyang!" seru Priyadi dengan mata terbelalak karena terkejut mendengar kata-kata Itu. Bagaimana mungkin saya akan mampu mengalahkan Bapa Guru?"

"Ha-ha-ha. engkau masih meragukan kemampuanku? Dengar! Dahulu, di antara perguruan kami, tingkat kepandaianku yang paling tinggi! Sampai kemudian guru kami menurunkan dua pusaka berikut ilmunya kepada Resi Limut Manik sehingga terpaksa aku kalah olehnya.”

“Resi Limut Manik dapat mengalahkan aku berkat dua ilmu yang dirahasiakan guru kami dan kemudian diturunkan kepada Resi Limut Manik. Kalau tidak oleh kedua ilmu itu, tidak ada yang mampu menandingiku!"

"Dua pusaka dan ilmunya itu, apa saja, eyang?"

Halaman:

Editor: Gunawan Wibisono

Tags

Terkini

Katakanlah dengan Bunga Papan!

Kamis, 23 Maret 2023 | 18:53 WIB
X