Pecut Sakti Bajrakirana Bab 9.5, Perintah Bhagawan Sindusakti Kepada Muridnya

- Minggu, 19 Maret 2023 | 16:08 WIB

Suatu hari Bhagawan Sindusakti duduk dihadapan keempat orang muridnya, yaitu Maheso Seto, Rahmini, Priyadi dan Cangak Awu.

Bhagawan Sindusakti yang sudah tua, berusia hampir tujuh puluh tahun itu sudah mulai lemah dan sakit-sakitan. Menyadari akan hal ini, dia lalu memanggil semua muridnya, yaitu murid kepala yang semua berjumlah lima orang bersama Puteri Wandansari.

Karena sang puteri tidak berada di situ dan sudah pulang ke Mataram, maka dia hanya memanggil empat orang muridnya itu. Mereka berkumpul di ruangan depan yang luas. Bhagawan Sindusakti duduk bersila di atas sebuah dipan dan empat orang muridnya duduk bersimpuh di atas lantai.

"Murid-muridku, sekarang kukira sudah tiba saatnya bagi kita untuk membicarakan soal perguruan kita Jatikusumo. Aku sudah mulai tua dan lemah, tidak bersemangat lagi untuk bekerja keras, padahal untuk memajukan perguruan, kita membutuhkan semangat muda yang bernyala-nyala.

Akan tetapi sebelum kedudukan ketua kuserahkan kepada kalian murid-muridku, terutama sekali tentu saja kepada Maheso Seto sebagai murid kepala yang pertama, aku ingin membicarakan tentang pusaka-pusaka Jatikusumo yang kini telah lepas dari tangan mendiang eyang guru kalian Resi Limut Manik.

Kalian sudah yakinkah, Maheso Seto, Rahmini dan Cangak Awu, bahwa pusaka Pedang Kartika Sakti dan kitab pelajaran ilmu pedang Kartika Sakti berada di tangan Puteri Wandansari, dan kitab pelajaran ilmu pecut Bajrakirana berada di tangan murid mendiang Adi Bhagawan Sidik Paningal yang bernama Sutejo?"

"Kami bertiga mendengar sendiri pengakuan mereka berdua, Bapa Guru. Pedang dan kitab Kartika Sakti berada di tangan diajeng Wandansari dan kitab Bajrakirana berada di tangan Sutejo murid mendiang Paman Bhagawan Sidik Paningal itu.”

“Sedangkan Pecut Sakti Bajrakirana menurut keterangan mereka berdua di tangan Paman Bhagawan Jaladara."

"Hemm, aku masih merasa heran dan aneh sekali mendengar betapa Adi Bhagawan Jaladara mengeroyok dan membunuh Bapa Guru Resi Limut Manik" kata Bhagawan Sindusakti sambil mengelus jenggotnya yang putih.

"Akan tetapi, kedua pusaka dan kitabnya itu seharusnya berada di sini, karena dua benda berharga itu merupakan pusaka perguruan Jatikusumo.”

“Karena itu kalian berempat mempunyai kewajiban untuk mendapatkan kembali benda-benda itu supaya perguruan Jatikusumo tidak kehilangan pusakanya.”

“Untuk mendapatkan kembali Pedang Kartika Sakti dan kitabnya, kurasa tidaklah sukar karena kedua benda itu berada di tangan Puteri Wandansari, adik seperguruan kalian sendiri.”

“Kalian dapat membujuknya untuk mengembalikannya ke sini. Adapun tentang Pecut Bajrakirana, kalian temuilah paman kalian Bhagawan Jaladara dan katakan bahwa aku yang minta agar dia menyerahkan pecut pusaka itu kepada perguruan kita.”

“Sedangkan untuk kitab pelajaran Pecut Bajrakirana dapat kalian minta dari tangan Sutejo. Kalau dia tidak mau menyerahkannya, kalian boleh menggunakan kekerasan, karena dia sebagai murid aliran Jatikusumo berarti telah menentang perguruan sendiri."

Halaman:

Editor: Gunawan Wibisono

Tags

Terkini

X