Pendekar Pemanah Rajawali Bab 39.6 Pesiar dengan Perahu Besar

- Minggu, 19 Maret 2023 | 16:31 WIB

“Mungkin kalau satu hari Oey Lao Shia kumat tabiatnya, dia juga bakal mengutungi lidah putrinya! Kalau itu sampai terjadi maka barulah aku percaya benar dia mempunyai kepandaian lihai….?”

Kwee Ceng mendengar itu, ia menggigil sendirinya. Memang hebat kalau benar-benar Oey Yok Su karena gusarnya memotong lidah anaknya.

“Apakah kau takut?” menanya Pek Thong tertawa bergelak-gelak. Tanpa memanti jawaban, ia memberi tanda kepada si orang-orang gagu itu untuk mulai memberangkatkan perahu itu. Mereka berlayar mengikuti angin Selatan.

“Sekarang mari kita periksa ke dasar perahu ada apanya yang aneh!” Cit Kong mengajak.

Pek Thong dan Kwee Ceng menurut, maka itu mereka lantas mulai bekerja. Mereka mulai dari depan, lalu ke tengah, terus ke belakang. Semuanya dicat mengkilap. Barang makanan pun lengkap: ada beras, ada daging, dan sayuran. Sama sekali tidak ada bagian yang mana juga yang mencurigakan.

Ciu Pek Thong menjadi sangat mendongkol.

“Oey Lao Shia menipu!” teriaknya, sengit. “Dia bilang perahunya ini berbahaya, toh bahayanya tidak ada! Sungguh menyebalkan!”

Cit Kong tapinya tetap curiga. Ia lompat naik ke atas tiang layar, ia tidak dapatkan apa-apa yang luar biasa. Maka lantas ia memandang jauh ke laut. Ia menampak hanya burung-burung laut beterbangan, angin meniup-niup keras, membuatnya gelombang mendampar-dampar tanpa pangkalnya, seperti nempel langit. Berdiam di atas kapal, ia justru merasa segar.

Ditiup angin, tiga batang layarnya membuatnya perahu menuju ke Utara.

Ketika Ang Cit Kong berpaling ke belakang, ia mendapatkan kenderaan airnya Auwyang Hong mengikuti sejarak dua lie, terlihat nyata layarnya yang putih sulaman dari ular-ularan yang berkepala dua sedang mengulur lidahnya.

Cit Kong lompat turun, kepada anak-anak buah ia memberi tanda agar perahu diarahkan ke barat laut, ketika jurusan telah diubah, ia lantas melihat pula ke belakang.

Juga perahunya Auwyang Hong turut berubah, tetap mengikuti.

“Apa perlunya ia mengikuti terus?” Pak Kay menanya dirinya sendiri. “Benar-benarkah ia bermaksud baik? Si tua bangka berancu itu tidak biasanya bertabiat demikian baik budi…!”

Apa yang dia pikirkan itu, Cit Kong tidak beritahukan Pek Thong. Ia tahu tabiat aneh dan aseran dari kawan ini, ia khawatir orang nanti kumat amarahnya atau tabiat anehnya itu. Ia cuma menitahkan anak buah kapal kembali mengubah tujuan ke timur lurus.

Karena tujuan diubah, perahu berputar, bersama layar-layarnya kenderaan ini miring dan menjadi kendor jalannya.

Halaman:

Editor: Suantho

Tags

Terkini

Katakanlah dengan Bunga Papan!

Kamis, 23 Maret 2023 | 18:53 WIB
X