Pecut Sakti Bajrakirana Bab 10.17, Giliran Rahmini Dikalahkan Ki Klabangkolo

- Kamis, 23 Maret 2023 | 16:57 WIB

Akan tetapi dasar pemuda yang berwatak keras dan pantang mundur. Cangak Awu menjadi semakin penasaran dan pada saat ada kesempatan yang baik dia mempergunakan tongkatnya untuk menusuk ke arah dada Ki Klabangkolo.

"Dukkk" Ki Klabangkolo menangkis sehingga tongkat itu terpental, tetapi secepat kilat Cangak Awu membalik tongkatnya dan mempergunakan ujung yang lain untuk ditusukkan ke arah perut lawan dengan pengerahan tenaga sekuatnya.

"Wuuuuttt.... cappp....!!" Tongkat itu seolah menancap ke dalam perut Ki Klabangkolo! Akan tetapi kakek itu malah terkekeh dan ketika Cangak Awu menarik tongkatnya, dia tidak mampu mencabut tongkat yang tampaknya seperti menancap ke dalam perut itu.

Padahal, ujung tongkat itu tidak menancap melainkan tersedot "masuk" dan terlepit, tidak dapat ditarik lagi oleh Cangak Awu. Pemuda itu menjadi penasaran dan menarik lagi dengan tenaga sepenuhnya.

Pada saat itu, Ki Klabangkolo melepaskan jepitan perutnya dan berbareng menendang dengan kaki kiri yang mengenai dada Cangak Awu.

"Desss........!" Tak dapat ditahan lagi, tubuh Cangak Awu yang terbawa tenaga betotannya sendiri, ditambah tenaga tendangan lawan, terlempar sampai jauh ke belakang dan jatuh terbanting keras!

Untung tubuh pemuda itu kuat dan kebal sehingga dia tidak terluka parah, akan tetapi tetap saja kepalanya pening dan napasnya agak terengah

Ketika dia bangkit berdiri dengan terhuyung, Priyadi menyambar lengannya dan membantu adik seperguruan itu agar dapat berdiri tegak.

"Kakek sombong, akulah lawanmu!" terdengar bentakan nyaring dan Rahmini sudah melompat ke depan sebelum dapat dicegah suaminya.

Melihat adik seperguruannya terpental dan roboh, wanita yang keras hati dan galak ini tidak dapat menahan kemarahannya. "Sambutlah cambukku ini!" Ia mencabut cambuk dari pinggangnya dan memutar lalu meledakkan cambuk itu di atas kepalanya.

"Tar-tar-tar.......! Pecut itu meledak-ledak, kemudian menyambar turun mematuk ubun-ubun kepala Ki Klabangkolo!

Serangan itu dahsyat dan berbahaya sekail, namun Ki Klabangkolo tidak menjadi gentar, bahkan dengan tenangnya dia mengibaskan tangan kirinya dan ujung lengan baju yang panjang itu menangkis sambaran ujung cambuk yang melecut ke arah kepalanya.

"Prattt......!!" Ujung cambuk bertemu ujung lengan baju dan ujung cambuk itu terpental ke atas! Akan tetapi dengan putaran pergelangan tangan, Rahmini sudah dapat menyerang lagi dengan lecutan ke arah dada.

Lecutan ini bukan sembarang lecutan karena dengan penggunaan tenaga saktinya ia dapat membuat ujung cambuk itu melecut tegang, ujungnya menjadi kaku dan keras sehingga dapat menotok jalan darah atau urat yang penting di dada dan kalau mengenai sasaran dapat membuat bagian atas tubuh menjadi lumpuh.

Halaman:

Editor: Gunawan Wibisono

Tags

Terkini

X