Bab 48. Apa yang nampak dari tempat sembunyi
Kwee Ceng dan Oey Yong, yang bersembunyi di belakang gunung, mendengar nyata pembicaraannya Wanyen Lieh beramai. Karena mereka itu hendak mencuri surat wasiat Gak Hui, mereka takut sekali surat wasiat itu kena didapatkan pangeran itu. Inilah hebat. Dengan menggunai siasatnya Gak Hui itu, pasti bangsa Kim bakal berhasil menyerbu negara Song. Bagaimana itu bisa dicegah? Diantara orang-orangnya Wanyen Lieh pun ada Auwyang Hong yang lihay. Oey Yong mencoba mencari akal, untuk membikin mereka itu kaget dan nanti lari kabur. Kwee Ceng sebaliknya tidak sabaran, karena tidak ada tempo lagi untuk berpikir lama-lama atau mengatur tipu. Akhirnya pemudi ini menarik tangan si pemuda, untuk diajak pergi ke belakang air tumpah. Mereka sampai di sana tanpa ada yang lihat dan tanpa ada yang dengar, sebab tumpahnya air sangat berisik.
Muda-mudi ini telah siap sedia ketika See Thong Hay mencoba memasuki air tumpah itu, dengan gampang dia dihajar kembali. Hasilnya penolakan ini membikin mereka berdua jadi heran dan kagum, girang sekali. Itulah buahnya pernyakinan mereka atas ilmu Ie-kin Toan-kut Pian.
Demikian mereka menghajar Hauw Thong Hay dan akhirnya Leng Tie Siangjin hingga pendeta Tibet ini mencaci kalang kabutan.
"Engko Ceng, mari lekas!" Oey Yong mengajak. "Mari kita keluar dan berteriak-teriak, biar kawanan pahlawan pada datang kemari, dengan begitu mereka ini tentulah tak dapat bekerja terlebih jauh melakukan pencurian!"
Oey Yong berkata berpikir demikian sebab ia percaya, habis Leng Tie Siangjin, Auwyang Hong bakal turun tangan, kalau See Tok yang maju, pasti mereka tidak berdaya lagi.
"Pergi kau keluar dan berteriak-teriak, aku sendiri akan berjaga di sini!"
"Tapi ingat, jangan tempur si bangkotan yang berbisa itu!" Oey Yong memesan.
"Aku mengerti! Nah, keluarlah! Keluarlah lekas!"
Baru Oey Yong mau keluar atau mendadak mereka merasakan tolakan angin keras sekali. Mereka kaget tetapi mereka tidak mau menangkis, hanya dengan berbareng keduanya lompat ke samping masing-masing.
Hebat tolakan itu, yang ada Kap-mo-kang, pukulam Kuntauw Kodok dari Auwyang Hong. Karena tidak memperoleh perlawanan, serangan itu mengenai tepat pintu besai dari gua, maka itu terdengarlah satu suara nyaring sedang air muncrat ke segala penjuru.
Oey Yong melompat tetapi ia kalah sebat, punggungnya kena tersampok angin. Dalam sekejap itu ia merasakan sulit bernapas, kepalanya pusing, matanya berkunang-kunang, akan tetapi ia masih ingat tugasnya, hanya berdiam sejenak, untuk memusatkan pikiran, segera ia melompat keluar, akan berteriak-teriak sekeras-kerasnya: "Ada pembunuh gelap! Ada pembunuh gelap! Tangkap! Tangkap!" Dan sembari berteriak-teriak, ia kabur ke depan.
Wanyen Lieh semua kaget.
"Marilah kita hajar mampus dulu budak ini!" Pheng Lian Houw berseru bahna mendongkolnya. Ia gusar dan penasaran. Segera ia melompat, untuk mengejar.
Suaranya Oey Yong mendengung dalam malam yang sunyai itu, suara itu dapat didengar rombongan-rombongan Siewie atau pahlawan kaisar di empat penjuru istana. Paling dulu terdengar seruan mereka berulang-ulang, untuk saling memberi tanda, habis itu mereka lantas bergerak.