Hudaya Merasa Ngeri dengan Senjata Tongkat Baja Putih milik Tohpati

- Kamis, 25 Mei 2023 | 11:21 WIB
Serial Api di Bukit Menoreh karya SH Mintardja (foto.ist)
Serial Api di Bukit Menoreh karya SH Mintardja (foto.ist)

Api di Bukit Menoreh, Jilid 10 episode 3
Karya: SH Mintardja

Untara masih tersenyum.
Jawabnya, “Mudah-mudahan. Tetapi orang-orang itu pasti hanya mengetahui letak dan sekedar keadaan mereka.

Namun mereka tidak akan mengenal tempat itu sebaik Tohpati mengenal Sangkal Putung.

Mereka tidak atau belum dapat mengenal bahaya dan rintangan yang mungkin dipasang oleh orang-orang Macan Kepatihan.

Baca Juga: Kiai Gringsing menilai Swandaru Geni susah kendalikan emosi

Tempat-tempat yang berbahaya sebagai tempat yang sengaja dipersiapkan untuk menyergap dan menghancurkan kita.

Sebab mereka tahu pasti, bahwa daerah mereka tidak akan dilewati orang lain selain orang-orang mereka.
Dan suatu ketika orang-orang Pajang.

Berbeda dengan Sangkal Putung. Bagaimanapun juga, Sangkal Putung adalah daerah terbuka.”

Baca Juga: Laporan dari Prajurit Sandi, Laskar Tohpati akan Menyerang Sangkal Putung

Swandaru mengerutkan keningnya. Ia mengerti keterangan itu.

Tetapi ia berkata didalam hatinya, “Kenapa kita tidak menyergapnya dari arah-arah yang berbeda?

Kalau dari satu arah di pasang rintangan-rintangan maka dari arah yang lain kita akan dapat mencapainya”.

Baca Juga: Api di Bukit Menoreh, Jilid 9 episode 41, Menurut Ki Tanu Metir, Laskar Jipang telah berputus asa

Tetapi Swandaru tidak mengatakannya. Ia mengerti betul bahwa di dalam perbendaharaan pengalaman Untara, semuanya itu telah diperhitungkan dengan seksama.

Halaman:

Editor: Gandung Kardiyono

Tags

Terkini

X