Bu Kek Siansu Bab 9.13, Swi Liang Hanya Berdua di Kamar Selir Kesayangan Kaisar

- Kamis, 25 Mei 2023 | 22:19 WIB

Setiap kali ada kesempatan, dia membantu para pelayan yang memandikan selir jelita itu, punggungnya, mengeringkan tubuhnya dan mengenakan pakaiannya. 

Bahkan pada suatu malam, ketika Yang Kui Hui merebahkan diri seorang diri dengan mata merem melek seperti seekor kucing malas, ia mendekatinya, berlutut dan menggunakan tangannya untuk memijit-mijit kaki selir itu dengan perlahan, meniru perbuatan pelayan yang suka memijit tubuh selir itu.

Jantungnya berdebar keras sekali. Nafsu hatinya ditekannya keras sekali. Dia merasa betapa api birahi telah membakar dadanya dan api itu menyala dari ujung jari tangannya yang bersentuhan dengan kulit kaki yang halus lunak dan hangat.

"Ehhmmm...," Yang Kui Hui menggeliat seperti seekor kucing dan membuka sedikit matanya untuk melihat siapa yang memijit kakinya.

Matanya terbuka agak lebar dan tersenyum. "Aihhh, kiranya engkau, Liang Cu? Engkau pandai pula memijit? Ahhh, tanganmu kuat sekali. Nah, kau lanjutkanlah, tubuhku memang sedang pegal-pegal....."

Selir itu sudah memejamkan matanya, kembali rebah terlentang di depan Swi Liang. Pemuda itu melanjutkan pekerjaannya memijit betis mengendurkan urat yang kaku dan pandang matanya melahap wajah yang menengadah itu.

Betapa cantik jelitanya, demikian rangsangan hatinya. Rambut yang hitam agak mengeriting itu terurai di atas bantal, anak rambutnya melingkar-lingkar menghias dahi dan pelipis sampai ke bawah telinga.

Dahi yang melengkung halus sekali seperti lilin diraut, berkulit putih bersih itu nampak makin putih terhias anak rambut yang menghitam. Sepasang alis yang hitam sekali, melengkung seperti dilukis, melindungi mata yang terpejam sehingga tampak bulu mata yang panjang.

Bayangan bulu mata menggelapkan pipi sebelah atas, menyembunyikan warna kemerahan yang menyegarkan. Hidung yang mancung, dengan dua cuping hidung yang tipis, agak bergerak terdorong napas yang keluar masuk.

Di bawah hidung itu, sepasang bibir yang kemerahan dan agak basah, kelihatan menebal sebelah bawahnya karena selir itu tersenyum. Sebuah lesung pipit menghias di ujung mulut sebelah kiri. Manis dan cantik jelita! Kemudian leher itu, dan dada itu, pinggang itu...!

Swi Liang menelan ludahnya berkali-kali dan jari-jari tangannya yang memijit kaki itu agak menggigil. Agaknya Yang Kui Hui dapat merasakan tangan yang menggigil ini, maka dia membuka sedikit matanya.

"Ada apakah Liang Cu? Tanganmu gemetar...," tanyanya.

"Ahhh... tidak apa-apa, hanya... Paduka demikian cantik jelita... hamba sampai merasa terharu memandangi Paduka....."

"Aihhh...., hi-hihi, kau aneh, Liang Cu. Coba kau tutup dan kunci pintu kamar itu, dan beritahukan kepada penjaga di luar bahwa aku tidak ingin diganggu malam ini, hendak beristirahat.”

“Oya, suruh penghubung laporkan kepada Sri Baginda agar tidak datang ke kamarku. Setelah itu, kau temani aku di sini, pijati tubuhku sampai aku tidur."

Halaman:

Editor: Gunawan Wibisono

Tags

Terkini

X