Bu Kek Siansu Bab 9.14, Swi Liang Melihat Ada Kesempatan untuk Memulai Misinya

- Kamis, 25 Mei 2023 | 22:22 WIB

"Hi-hihi... mengapa kau seperti patung dan memejamkan matamu, Liang Cu?" suara terkekeh halus dan teguran itu menyadarkan Swi Liang yang segera membuka matanya.

"Ampunkan hamba... hamba... silau, seolah-olah melihat bidadari turun dari langit...."

Selir Kaisar itu tertawa senang. "Aihh, kata-katamu seperti seorang laki-laki saja! Ayo pijiti aku lagi dan jangan bersikap seperti orang gila!"

Swi Liang segera melakukan perintah ini dengan penuh gairah. Jari-jari tangannya kembali memijit betis dan paha, makin ke atas makin tersiksalah hatinya apalagi mendengar puteri itu terkekeh kegelian.

"Hi-hi-hi, kau begitu kuat, jari tanganmu juga tegang dan kuat seperti tangan laki-laki membelai...!"

Yang Kui Hui membalikkan tubuhnya dan kini rebah terlentang. Karena pakaian dalam yang tipis itu tersingkap, Swi Liang hampir tidak kuat menahan lagi.

Cahaya kemerahan dari lampu merah di dalam kamar membuat tubuh yang membayang di balik pakaian tipis itu seolah-olah telanjang bulat di depannya!

"Nah kau pijiti pahaku, pegal-pegal rasanya. Akan tetapi jangan kuat-kuat, perlahan saja, Liang Cu."

Dapat dibayangkan betapa tersiksa hati seorang pemuda yang sudah menjadi lemah karena dikuasai nafsu birahi seperti Swi Liang menghadapi Yang Kui Hui yang tanpa disengaja telah menimbulkan godaan dan tantangan yang demikian menggairahkan hati pria.

Namun tentu saja Swi Liang tidak berani bertindak sembrono. Sambil menguatkan hatinya dan menundukkan mukanya yang menjadi merah, menyembunyikan dadanya yang bergelombang dengan menunduk dan menahan nafsunya yang memburu, dia memijit paha yang gempal itu.

Jari-jari tangannya seolah-olah bertemu langsung dengan kulit paha karena hanya tertutup sutera tipis. Setiap sentuhan jarinya seolah-olah mendatangkan aliran hawa panas yang menjalar naik ke dada dan kepala melalui lengannya.

Makin lama dia makin gelisah, tubuhnya panas dingin dan sama sekali dia tidak berani memandang wajah puteri itu karena takut kalau-kalau Sang Puteri marah.

Betapa pun nafsu birahi telah menyundul sampai ke ubun-ubunnya, namun Swi Liang tidaklah demikian nekat untuk berani bertindak kurang ajar, tidak berani melakukan langkah pertama dan hanya menanti uluran tangan Sang Puteri.

Dia sangat maklum, bahwa sekali keliru bertindak tebusannya adalah nyawanya di samping kegagalan tugasnya.

"Kau memang aneh, Liang Cu. Benar kata-kata beberapa orang pelayan yang selama ini tidak kau perhatikan. Sekarang baru aku melihat sendiri. Kau seorang gadis yang aneh.”

Halaman:

Editor: Gunawan Wibisono

Tags

Terkini

X