Api di Bukit Menoreh, Jilid 10 episode 7
Karya: SH Mintardja
Agung Sedayu telah menarik tangannya siap mengayunkan lemparan batunya. Tetapi Sekar Mirah memegangi tangannya sambil meminta,
“Jangan. Kalau Kakang melempar juga, aku akan berteriak-teriak.”
Agung Sedayu tertawa. Batu di tangannya dilemparkannya dan kemudian katanya, “Kanapa kau melarang?”
“Aku takut disengat lebah.”
Baca Juga: Tangan Sekar Mirah menggapai lengan Agung Sedayu
“Lebah itu sama sekali tidak berbahaya. Lihatlah sarangnya yang melekat pada pohon itu. Bukankah itu sarang lebah gula?
Bahkan sebaiknya besok aku bikin gelodok. Kalau lebah itu mau bersarang ke dalam gelodok, maka kita akan mendapatkan madu.”
Sekar Mirah menekan dadanya sambil bersungut-sungut.
“Kakang menakut-nakuti aku.”
Baca Juga: Berburu Avatara Wisnu dalam seni pertunjukan Barong Rande di Bali
“Seharusnya kau tidak takut Mirah. Lebah itu sama sekali tidak berbahaya, seandainya lebah yang paling buas sekalipun.
Lebih berbahaya daripada itu adalah laskar Jipang yang dipimpin Tohpati.
Kalau Tohpati itu menyerang kita, dan berhasil memasuki kademangan ini, nah barulah kau boleh merasa takut atau barangkali kau akan berbangga atas kedatangannya.”
“Kenapa aku berbangga?”
Baca Juga: Budayawan Robby Hidajat lakukan penelitian Tari Kecak Ramayana di Bali