Kembalinya Pendekar Pemanah Rajawali Bab 19.3 Ilmu Pemecah Giok Li Sim Keng

- Jumat, 26 Mei 2023 | 18:29 WIB

Selama hidup Siao-liong-li dilewatkan dalam kuburan kuno yang gelap gulita ini, maka pandangan matanya sangat tajam, melihat barang di tempat gelap dianggapnya seperti siang hari saja, maka sesudah diperiksanya dua kali, akhirnya dia mendongak, mukanya mengunjuk senyuman tetapi bukan senyuman, sikapnya sangat aneh.

“Kokoh, apakah kata tu1isan2 itu ?” tanya Yo Ko tak sabar “Kiranya sesudah Cosu-popoh meninggal, Ong Tiong-yang telah masuk lagi ke dalam kuburan kuno ini,” sahut Siao-liong-li sambil menghela napas.

“Untuk apa dia kembali ?” tanya Yo Ko pula.

“Dia datang lagi buat ziarah Cosu-popoh,” kata Siao-liong-li “Dan disini dilihatnya Giok-li-sim-keng tinggalan Cosu-popoh yang diukir diatas langit2an kamar ini yang ternyata dapat memecahkan semua tipu silat Coan-cin-kau, karenanya ia telah tinggalkan tulisan di atas lukisan ini, dia bilang apa yang dipecahkan Cosu-popoh itu hanya kepandaian2 kasar yang tak berarti dari Coan-cin-kau, bagi ilmu paling tinggi dari Coan-cin-pay yang dipahaminya, Giok-li-sim-keng inipun tidak akan berarti lagi!”

“Cis, imam tua ini membual,” kata Yo Ko tiba2 meng-olok2, “ya, toh Cosu-popoh sudah meninggal, maka dia boleh omong sesukanya.”

“Tetapi dia bilang lagi dalam tulisannya ini bahwa di suatu kamar lain lagi dia juga tinggalkan pula ilmu cara memecahkan Giok-li-sim-keng. kelak kalau ada yang punya jodoh, tentu akan tahu bila sudah melihatnya,” kata Siao-liong-li.

Hati muda Yo Ko jadi tertarik oleh keterangan ini.

“Ayoh, Kokoh, kita pergi melihatnya,” ajaknya.

“Baik juga pergi melihatnya,” sahut Siao-liong-li, “seumur hidupku tinggal di sini, belum pernah kumengetahui masih ada kamar batu sebagaimana dikatakan ini.”

Tapi ketika dia membaca pula, tiba2 ia geleng2 kepala dan menyatakan aneh.

“Aku tak percaya,” katanya kemudian sesudah lewat sejenak.

“Akupun tidak,” sambung Yo Ko, “kebagusan Giok-li-sim-keng” tiada taranya, betapapun tinggi kepandaiannya se-kali2 tidak nanti mampu memecahkannya.”

“Bukan itu maksudku,” ujar Siao-liong-li. “Kamar batu yang dikatakan Ong Tiong-yang itu terang sekali adalah tempat di mana terletak peti mati Cosu-popoh, darimana lagi ada kamar batu lain ?”

“Marilah Kokoh, toh tiada halangannya kita memeriksanya,” pinta Yo Ko.

Kini Siao-liong-li tidak begitu garang lagi terhadap Yo Ko, meski tubuhnya sebenarnya sangat letih, namun ia paksakan diri buat turuti permintaan pemuda itu.

Halaman:

Editor: Suantho

Tags

Terkini

X