Dengan kekudukannya yang tinggi dan pengaruhnya yang besar, dengan tubuhnya yang tinggi besar, tenaganya yang seperti singa, dengan permainan cintanya yang liar kasar dan wajar, menonjolkan kejantanan yang amat hebat!
Sedangkan pemuda ini terlalu halus, masih hijau dan kurang pengalaman, dan yang lebih berbahaya lagi, pemuda ini tentulah seorang mata-mata musuh! Yang Kui Hui bergidik ngeri.
Betapa bodohnya dia, mudah terbujuk dan terseret oleh nafsunya sendiri dan terkena rayuan seorang mata-mata. Untung mata-mata ini belum bertindak terlalu jauh. Bagaimana kalau semalam dia dibunuhnya?
Yang Kui Hui bergidik dan bergegas turun dari pembaringan, dengan hati-hati dia mengambil pedang bersarung indah yang diletakan oleh Swi Liang di atas tumpukan pakaiannya, kemudian selir Kaisar itu berindap-indap menuju ke pintu kamar, membuka pintu dan keluar setelah menutupkan kembali daun pintu perlahan-lahan.
Tak lama kemudian dia telah berbisik-bisik dengan beberapa orang pengawal pribadinya, kemudian memasuki kamar lain setelah merasa yakin bahwa para pengawalnya yang kini telah berkumpul itu akan melaksanakan perintahnya dengan baik.
Swi Liang terbagun dari tidur nyenyak, menggeliat dan tersenyum penuh bahagia ketika dia teringat akan keadaan dirinya. Dirabanya kasur di mana dia rebah dan hidungnya kembang kempis, masih penuh oleh keharuman tubuh Yang Kui Hui.
Baru saja terbangun dari tidur, teringat akan wanita cantik itu, berkobar lagi nafsunya, lenyap semua kelelahan tubuhnya. Dia berbalik ke kanan, lengan kirinya dan kaki kirinya merangkul memeluk.
Dia membuka matanya ketika tangan dan kakinya bertemu dengan kasur yang kosong, lalu bangkit duduk, menoleh ke kanan-kiri, mencari-cari. Yang Kui Hui telah pergi dari kamar itu!
Swi Liang merasa heran dan juga terkejut, kemudian timbul kekhawatiran di dalam hatinya. “Ke manakah perginya wanita itu sepagi ini?” pikirnya.
Karena khawatir kalau-kalau ada pelayan memasuki kamar dan memergoki keadaannya, bergegas dia menyambar dan cepat mengenakan pakaiannya, pakaian wanita penyamarannya.
Dengan tergesa-gesa dia menghampiri meja rias Yang Kui Hui, menggunakan bedak dan yanci untuk memulas mukanya yang semalam telah menjadi muka pria aslinya sedangkan sisa-sisa bedak di mukanya telah terhapus sama sekali oleh ciuman-ciuman Yang Kui Hui.
Kemudian dia mencari pedangnya dan betapa heran dan terkejut hatinya ketika mendapat kenyataan bahwa pedangnya tidak berada di dalam kamar itu!
Akan tetapi dia segera tersenyum menenangkan hatinya sendiri. Tentu Yang Kui Hui sengaja hendak main-main dengan dia! Tak mungkin wanita itu melakukan hal yang bukan-bukan dan merugikannya setelah apa yang mereka nikmati bersama semalam!
Tentu Yang Kui Hui sudah bertekuk lutut dan mencintanya setelah dia membuktikan kejantanannya semalam, pikir Swi Liang dengan bangga. Dengan hati ringan dia lalu melangkah ke pintu, membuka daun pintu hendak mencari kekasihnya itu.
Sunyi di luar kamar itu, padahal biasanya penuh dengan pengawal. Kemudian muncul seorang pelayan wanita yang bertugas membersihkan kamar Yang Kui Hui setiap pagi. Melihat pelayan ini, Swi Liang dengan suara biasa lalu menanyakan di mana adanya majikan mereka yang cantik itu.