Api di Bukit Menoreh, Jilid 10 episode 38
Karya: SH Mintardja
Ketika pasukan Pajang beserta laskar Sangkal Putung itu melihat ketiga panji-panji Gula Kelapa di ujung pasukannya maka hati mereka serentak bersorak.
Kiai Unggul bagi rakyat Sangkal Putung mempunyai arti tersendiri.
Kiai Jetayu itupun telah mereka kenal pula sebagai selembar panji-panji pusaka yang bertuah.
Baca Juga: Untara inginkan Membawa Panji Gula Kelapa
Dari kedua orang pengawasnya, Untara mengetahui bahwa pasukan Jipang sudah berangkat menuju ke Sangkal Putung.
Karena itu maka ia tidak menunggu lebih lama lagi. Dipersiapkannya seluruh pasukannya untuk segera berangkat menyongsong pasukan Jipang.
Sesaat kemudian terdengar di pendapa banjar desa itu, kentongan dalam nada Dara muluk.
Nada yang tidak biasa diperdengarkan dalam keadaan bahaya seperti saat itu.
Baca Juga: Prajurit Sandi melapor pada Untara dan Widura
Namun setiap orang di Sangkal Putung kali ini mengetahui, bahwa bunyi kentong itu adalah pertanda bahwa pasukan Pajang beserta laskar Sangkal Putung telah siap untuk berangkat.
Beberapa orang yang karena suatu sebab, belum berada di lapangan itu, segera berlari-lari sambil menjinjing senjatanya, menuju ke banjar desa.
Ketika mereka melihat laskar Sangkal Putung telah bersiap segera mereka memasuki kelompok masing-masing.
Baca Juga: Hendry Prasetya Ilustrator Komik Kamen Rider Zero-One, akan Berbagi Cerita di JCC