Api di Bukit Menoreh, Jilid 10 episode 40
Karya: SH Mintardja
Untara semakin mempercepat perjalanan itu. Ternyata laskar Jipang telah lebih dahulu sampai di padang rumput.
Namun apabila mereka berjalan cepat, maka mereka masih belum terlambat. Mereka masih akan mencapai sisi padang itu, sebelum laskar Jipang lepas meninggalkannya.
Kening Untara berkerut ketika ia melihat iring-iringan laskar Jipang itu.
Baca Juga: Keberadaan Kiai Gringsing belum Diketahui
Meskipun Untara belum dapat melihat dengan jelas, namun sebagai seorang prajurit yang berpengalaman ia segera dapat menebak, bahwa laskar Jipang telah berjalan dalam gelar.
“Mereka telah bersiap Paman” bisiknya kepada Widura.
Widura mengangguk. “Ya” jawabnya. “Gelar yang tidak terlalu luas.”
“Mereka terlalu percaya kepada setiap Senapati dan setiap orang di dalam pasukan mereka.”
Baca Juga: Keberangkatan Pasukan ditandai bunyi Kentongan Nada Dara Muluk
Widura mengangguk.
Kemudian katanya, “Apakah kau tidak akan membuka gelar sekarang?”
“Gelar apakah yang harus kita hadapi itu? Cakra Byuha, Dirada Meta atau Gedong Minep?” gumam Untara,
“Yang ketiga tidak mungkin” sahut Widura.
Untara mengangguk. ”Ya. Tidak mungkin menilik sifat Macan Kepatihan. Yang paling mungkin adalah Dirada Meta.”
Baca Juga: Hendry Prasetya Ilustrator Komik Kamen Rider Zero-One, akan Berbagi Cerita di JCC