Api di Bukit Menoreh, Jilid 10 episode 48
Karya: SH Mintardja
Ketika kedudukan induk pasukannya itu semakin sulit, maka Untara terpaksa berbuat sesuatu.
Sambil bertempur melawan Macan Kepatihan ia membuat perhitungan-perhitungan, Ia tidak mau melihat paruh dan tubuh Garuda-nya terpecah.
Ia harus berbuat. Tetapi apa yang akan dilakukan itu mengandung segi-segi kemungkin yang lemah.
Baca Juga: Pasukan Untara agak kewalahan dengan Gelar Dirada Meta
Apabila pasukan-pasukan pengapit tidak tanggap pada sasmitanya, serta pasukan di induk pasukan itu sendiri kurang pandai melakukan gerakannya, maka laskarnya benar-benar akan terpecah.
Tetapi, apabila ia tidak berbuat sesuatu, maka laskarnya pun pasti terpecah pula.
Karena itulah maka Untara berteriak sambil bertempur memanggil Hudaya.
Baca Juga: Kisah Unik Jemaah Haji Indonesia Minta Diturunkan Dari Pesawat Karena Lupa Memberi Makan Ayam
Orang ini, meskipun belum sekuat Agung Sedayu dan Swandaru, namun ia memiliki pengalaman yang lebih banyak.
Lebih matang dalam pertempuran-pertempuran gelar, dan ia adalah prajurit Pajang.
Mendengar namanya disebut, Hudaya berusaha untuk mendekati Untara yang bertempur mati-matian.
Agung Sedayu dan Swandaru pun berusaha untuk melindunginya.
“Perluas medan” teriak Untara.