"Kami berdua hanyalah orang-orang yang kebetulan lewat dan melihat kegagahan Bu-tong Cap-pwe Enghiong, kami berdua sudah mengambil keputusan untuk membantu mereka.”
“Tentu saja ini adalah tanggung-jawab kami dan tidak ada sangkut pautnya dengan kalian," kata Ouw Siang Kok.
"Harap Jiwi suka mempertimbangkan, dan kami menjamin bahwa Jiwi kelak akan menerima penghargaan dari kekuasaan yang memerintah negara, dari rakyat dan dari dunia kang-ouw yang banyak membantu kami.”
“Jiwi tidak perlu membantu kami menghadapi orang-orang Bu-tong-pai. Asal Jiwi mau lepas tangan, kami sudah amat berterima kasih dengan Jiwi."
An Lu Shan yang bermata tajam dapat menduga bahwa dua orang itu amat lihai, maka dia berusaha membujuk Ouw Sian Kok dan Liu Bwee.
"Jenderal An Lu Shan," tiba-tiba Liu Bwee berkata, suaranya penuh wibawa dan sikapnya agung seperti seorang ratu bicara kepada seorang bawahannya.
"Engkau tentu maklum, bagi seorang yang gagah perkasa dan budiman, janji adalah lebih berharga dari-pada nyawa, dan bagi seorang gagah, nyawa bukan merupakan benda yang terlalu disayangkan, sedikitnya tidaklah melebihi kehormatan dan nama.”
“Kematian bukan apa-apa. Kami yang sudah berjanji kepada Bu-tong Cap-pwe Eng-hiong tentu tidak mungkin dapat mundur lagi. Nah, kami semua telah siap. Apa pun yang akan kau lakukan, kami akan hadapi dengan pertaruhan nyawa."
An Lu Shan tercengang dan sampai lama tak mampu menjawab, memandang kepada Liu Bwee dengan penuh penyesalan.
Mana hatinya tidak akan menyesal melihat seorang wanita sehebat itu berdiri di pihak musuh? Terpaksa dia menggerakkan tangannya dan bergeraklah para pengawalnya menerjang maju!
Liu Bwee dan Ouw Sian Kok yang sudah bersatu hati itu seperti mengerti isi hati masing-masing, maka hampir berbarengan mereka berdua menggerakkan kaki meloncat ke arah An Lu Shan.
Mereka sadar bahwa menghadapi lawan yang jauh lebih besar jumlahnya, mereka harus berlaku cerdik dan sedapat mungkin mereka harus lebih dulu merobohkan pimpinan lawan.
Kalau pemimpin seperti An Lu Shan itu dapat ditangkap, tentu yang lain akan tunduk, atau kalau sampai dapat dibunuh, hal ini tentu akan melumpuhkan semangat lawan.
An Lu Shan terkejut melihat gerakan mereka berdua. Memang dia sudah mendengar laporan anak buahnya bahwa dua orang ini lihai sekali.
Akan tetapi tidak disangkanya bahwa mereka akan dapat bergerak secepat itu, seperti dua sinar halilintar saja menyambar ke arahnya.