Api di Bukit Menoreh, Jilid 11 episode 7
Karya: SH Mintardja
Tundun dan Bajang terpaksa menghentikan permusuhan yang hampir-hampir meledak itu. Dengan marahnya Tundun menggeram,
“Tunggu Bajang, akan datang saatnya kepalamu terkelupas.”
Bajang pun tidak kalah marahnya. Meskipun ia bertubuh kecil tetapi ternyata ia lincah bukan kepalang. Dengan beraninya ia menjawab,
Baca Juga: Pertengkaran Bajang dan Tundun di perkemahan
“Asal kau datang dari depan saja,Tundun. Jangan memperkecil arti Bajang yang kecil ini.”
Kemarahan Tundun tiba-tiba terungkat semakin tajam. Tetapi di kejauhan terdengar pula suara nyaring.
“Ayo. Siapa yang bertugas menunggu kemah ini.”
Dada Tundun tergetar mendengar suara itu. Suara itupun seakan-akan menantangnya. Sebab ialah yang bertugas memimpin beberapa orang untuk menunggui kemah ini.
Baca Juga: Tundun membentak Sumangkar saat di Dapur
Karena itu, maka segera Tundun berlari ke arah suara itu. Sesaat ia melupakan Bajang dan Sumangkar. Namun Bajang pun mendengar pula suara di kejauhan.
Dan iapun ingin melihat siapakah yang dengan beraninya mendatangi perkemahannya.
Perlahan-lahan iapun melangkah ke arah Tundun menghilang di belakang belukar, dan Sumangkar pun menyusul pula di belakang mereka.
Baca Juga: Sumangkar mencemaskan keadaan Tohpati
Di kejauhan kemudian Tundun melihat dua anak buahnya yang bertugas di sisi utara berdiri tegang menatap ke balakang gerumbul.