Dengan garang Bajang menantang Sidanti

- Senin, 5 Juni 2023 | 13:54 WIB
Api di Bukit Menoreh karya SH Mintardja (foto.ist)
Api di Bukit Menoreh karya SH Mintardja (foto.ist)

Api di Bukit Menoreh, Jilid 11 episode 9
Karya: SH Mintardja

Namun dengan demikian ia menjadi ragu-ragu. Apalagi kedua kawan-kawannya yang lain. Mereka berdiri membeku di tempatnya.

Kalau benar Sidanti itu telah menjadi sejajar dengan Tohpati, maka akan binasahlah mereka semuanya.

Tetapi tiba-tiba timbul pikiran yang memberi harapan bagi Tundun. Apabila Sidanti itu benar-benar berselisih dengan Widura dan Untara, maka apakah kedatangannya itu dapat dianggap sebagai kawan?

Baca Juga: Tundun bergetar menghadapi Sidanti

Karena itu maka segera Tundun bertanya, “Sidanti, kenapa kau tidak berada di medan. Bukankah hari ini berkobar perang yang terbesar yang pernah terjadi di Sangkal Putung?”

Sidanti mengerutkan keningnya. Ia menjajagi pertanyaan itu. Katnaya, “Kenapa kau bertanya tentang hal itu?”
“Ya kenapa? Bukankah kau prajurit Pajang?”

Sidanti tertawa. Jawabnya, “Aku dapat berbuat sekehendakku. Apakah aku ingin berperang, apakah aku ingin melihat-lihat hutan ini. Tak seorangpun pula yang dapat mencegah kehendakku.”

Baca Juga: Seorang Anak Muda mendatangi perkemahan Sumangkar

Dada Tundun menjadi berdebar-debar. Namun dipaksanya juga mulutnya berkata, “Hem, aku dengar kau tidak lagi berada dalam lingkungan keprajuritan Pajang.”

Tundun terkejut mendengar jawaban Sidanti. “Apa perdulimu?”
Sesaat Tundun terdiam. Tetapi kemudian ia bertanya pula, “Lalu apa maksudmu kemari?”

“Sudah aku katakan. Aku ingin melihat, berapa kemah yang ada dan berapa luas tanah yang diperlukan. Aku ingin mengira-ngirakan kekuatan Tohpati.”

Baca Juga: Pertengkaran Bajang dan Tundun di perkemahan

“Untuk apa?”
“Sekehendakku.”
Tiba-tiba Tundun bertanya, “Apakah kau tidak bermaksud bekerja bersama dengan Macan Kepatihan?”

Halaman:

Editor: Gandung Kardiyono

Tags

Terkini

Temunggul akhirnya Memohon Maaf pada Bramanti

Selasa, 3 Oktober 2023 | 16:42 WIB

Wuranta Dicalonkan jadi Orang Kepercayaan Sidanti

Selasa, 3 Oktober 2023 | 08:41 WIB

Ki Tambi: Bukankah Anakmu Tidak Apa-apa, Nyai?

Senin, 2 Oktober 2023 | 17:11 WIB

Gerombolan Sidanti Tinggalkan Kademangan Jati Anom

Senin, 2 Oktober 2023 | 04:55 WIB

Terputuslah Nafas Sapu Angin yang Terakhir

Minggu, 1 Oktober 2023 | 19:17 WIB

Sidanti Mengajak Wuranta Bergabung dalam Pasukannya

Minggu, 1 Oktober 2023 | 12:39 WIB

Sidanti: Wuranta, Apakah Kau ingin Turut Aku?

Minggu, 1 Oktober 2023 | 07:28 WIB

Sidanti Gagal Menemukan Agung Sedayu

Sabtu, 30 September 2023 | 06:58 WIB

Ibu Bramanti Duduk Bersimpuh Berpegangan Tiang

Jumat, 29 September 2023 | 17:14 WIB

Agung Sedayu Menghindari Pertarungan dengan Sidanti

Jumat, 29 September 2023 | 08:29 WIB

Perlawanan Gigih Pemuda Candi Sari

Kamis, 28 September 2023 | 19:10 WIB

Dengan Suara Lantang Wuranta Menantang Agung Sedayu

Kamis, 28 September 2023 | 11:43 WIB

Pertemuan Wuranta dengan Sidanti yang Tidak Diduga

Kamis, 28 September 2023 | 07:16 WIB

Halaman Rumah Bramanti Jadi Ajang Pertarungan Berdarah

Rabu, 27 September 2023 | 16:54 WIB

Wuranta mendesis, Mereka telah Melihat Aku

Rabu, 27 September 2023 | 06:35 WIB
X