Bu Kek Siansu Bab 11.4, Memulai Pencarian The Kwat Lin

- Senin, 5 Juni 2023 | 23:25 WIB

"Kiam-mo Cai-li? Siapa dia? Dan di mana tempat tinggalnya?" Swat Hong mendesak dan wajahnya berseri karena timbul pengharapan lagi di dalam hatinya.

“Dia adalah seorang datuk kaum sesat, sorang wanita yang tinggi ilmunya dan telah bersekutu dengan The Kwat Lin untuk membantu pemberontak. Kiam-mo Cai-li tinggal di Rawa Bangkai, di kaki pegunungan Lu-liang-san, tidak begitu jauh dari sini."

"Suheng, tunggu apa lagi? Mari kita cepat pergi ke Lu-liang-san!" Swat Hong dengan penuh semangat sudah bangkit berdiri.

Sin Liong terpaksa juga bangkit berdiri, akan tetapi Ketua Bu-tong-pai itu berkata,

"Harap Ji-wi berhati-hati. Rawa Bangkai merupakan daerah yang sangat berbahaya.”

“Selain dua wanita itu amat sakti, juga Kiam-mo Cai-li mempunyai banyak anak buah. Bahkan kaki tangan The Kwat Lin yang tadinya berada di sini sekarang pun ikut pergi bersamanya."

"Terima kasih atas peringatan Lo-cianpwe," kata Sin Liong sambil memberi hormat dan karena dia pun merasa amat tidak enak telah mengganggu orang-orang tua di Bu-tong-pai ini, dia cepat mengajak sumoi-nya pergi dari situ. Setelah berpamit, sekali berkelebat saja dua orang muda itu lenyap.

Kui Tek Tojin menghela napas dan mengelus jenggotnya, "Siancai..... dua orang muda yang amat luar biasa. Pinto yakin bahwa mereka tentulah orang-orang dari Pulau Es juga.”

“Gerakan mereka aneh seperti gerakan Kwat Lin, akan tetapi kalau Pulau Es telah membuat Kwat Lin menjadi seperti iblis, dua orang muda itu seperti dewa!"

 

Sementara itu dalam perjalanan Sin Liong dn Swat Hong……

"Suheng, bukankah di lereng puncak yang sana itu tempatnya?"

"Kalau tidak salah memang di sana, Sumoi. Akan tetapi sekali ini kita melakukan pekerjaan yang amat berbahaya, maka kuharap Sumoi mau bersikap tenang dan sabar, tidak tergesa-gesa."

Swat Hong mengangguk, mengeluarkan sapu-tangan sutera dan menghapus keringat dari leher dan dahinya.

Mukanya kemerahan, pipinya seperti buah tomat masak, matanya bersinar-sinar penuh semangat, rambutnya agak kusut dan anak rambut di dahinya basah oleh keringat.

Halaman:

Editor: Gunawan Wibisono

Tags

Terkini

Temunggul akhirnya Memohon Maaf pada Bramanti

Selasa, 3 Oktober 2023 | 16:42 WIB

Wuranta Dicalonkan jadi Orang Kepercayaan Sidanti

Selasa, 3 Oktober 2023 | 08:41 WIB

Ki Tambi: Bukankah Anakmu Tidak Apa-apa, Nyai?

Senin, 2 Oktober 2023 | 17:11 WIB

Gerombolan Sidanti Tinggalkan Kademangan Jati Anom

Senin, 2 Oktober 2023 | 04:55 WIB

Terputuslah Nafas Sapu Angin yang Terakhir

Minggu, 1 Oktober 2023 | 19:17 WIB

Sidanti Mengajak Wuranta Bergabung dalam Pasukannya

Minggu, 1 Oktober 2023 | 12:39 WIB

Sidanti: Wuranta, Apakah Kau ingin Turut Aku?

Minggu, 1 Oktober 2023 | 07:28 WIB

Sidanti Gagal Menemukan Agung Sedayu

Sabtu, 30 September 2023 | 06:58 WIB

Ibu Bramanti Duduk Bersimpuh Berpegangan Tiang

Jumat, 29 September 2023 | 17:14 WIB

Agung Sedayu Menghindari Pertarungan dengan Sidanti

Jumat, 29 September 2023 | 08:29 WIB

Perlawanan Gigih Pemuda Candi Sari

Kamis, 28 September 2023 | 19:10 WIB

Dengan Suara Lantang Wuranta Menantang Agung Sedayu

Kamis, 28 September 2023 | 11:43 WIB

Pertemuan Wuranta dengan Sidanti yang Tidak Diduga

Kamis, 28 September 2023 | 07:16 WIB

Halaman Rumah Bramanti Jadi Ajang Pertarungan Berdarah

Rabu, 27 September 2023 | 16:54 WIB

Wuranta mendesis, Mereka telah Melihat Aku

Rabu, 27 September 2023 | 06:35 WIB
X