JAKARTA, Tajuk24.com - Saat Perang Dunia Pertama (1914-1918), pernah terjadi gencatan senjata secara mendadak, tak terencanakan, tepat di Malam natal tanggal 24 Desember 1914, antara dua belah pihak yang saat itu bertikai yakni pasukan Inggris dan Perancis dalam satu sekutu dengan lawannya, tentara Jerman.
Tak ada aba-aba resmi mengenai penghentian pertikaian ini. Dua pihak yang berperang berada dalam parit masing-masing. Pihak Inggris dan Perancis berada di parit sisi barat, sedang pasukan Jerman di bagian timur.
Baca Juga: Panggung Sangga Buwana Keraton Solo, Bangunan yang tak ada diKeraton Trah Mataram Islam Lain
Pada area tengah antar kedua parit, selebar kira-kira satu kilometer, terbentang daerah yang disepakati sebagai kawasan No Mans Land. Itu daerah Tak Bertuan. Tak ada pemilik. Arena untuk saling bantai.
Perang saat itu biasanya dilakukan dengan cara: masing-masing pihak akan membuka serangan dengan meriam artileri medan, setelah itu disusul serbuan ke kawasan ‘No Mans Land’. Kedua pasukan yang saling serbu akan saling tembak dan bunuh di daerah ini, atau, bisa juga saling tusuk dengan menggunakan bayonet. No Mans Land adalah daerah berdarah.
Lagu Natal
Tanggal 24 desember 1914 menjelang petang, Malam natal, pasukan sisi Jerman memulai lebih dahulu kegiatan bernuansa rohani. Mereka membuat api unggun, saling membagi makanan dan minuman. Beberapa tentara Jerman memotong pohon cemara dan menghiasi dengan hiasan apa saja yang ia temui. Lilin dinyalan. Suasana jadi khidmat. Lagu-lagu Natal pun berkumandang.
Baca Juga: 10 Orang Terkaya di Indonesia, Ini Dia Daftar Terbarunya!
Diluar dugaan, pihak Inggris dan Perancis ternyata melakukan hal yang sama, makanan dan minuman dibagikan, lilin menyala dan lagu-lagu Natal juga dinyanyikan.
Lalu seseorang mulai keluar dari parit berjalan memasuki area ‘No Mans Land’ sambil mengibarkan bendera putih.
“Ini Natal! Hentikan pertikaian!” teriaknya.
Keberanian mulai merambat. Satu demi satu orang-orang datang ke daerah Tak Bertuan sambil membawa makanan dan minuman.
Tak butuh waktu lama suasana riuh rendah terjadi. Orang saling berjabat tangan, berpelukan sambil mengucapkan salam Natal. Mereka berbagi makanan dan minuman sambil ngobrol tentang keluarga atau kekasih hati di kampung halaman.