JAKARTA, Tajuk24.com - Diketahui dengan sebutan Bulan Sabit yang Subur (Fertile Crescent), terletak di sebelah timur Laut Mediterania yang juga sering disebut sebagai "tempat lahir peradaban" berkat munculnya negara-kota seperti Uruk di Mesopotamia Kuno dan menjadi semakin urban dari sekitar 6000 tahun yang lalu meliputi sebagian besar Timur Tengah.
Dilansir dari Merdeka.com, perkiraan populasi Uruk sangat beragam. Namun sekitar 4900 tahun lalu, kota itu disebut berpenduduk lebih dari 60.000 orang dan menjadikannya kota tertua di dunia. kota tersebut pun memiliki kuil-kuil dan kanal yang dikerjakan secara komunal.
Diketahui, penduduk Uruk telah menemukan bentuk tulisan paku pertama dan teks mereka termasuk karya sastra besar paling awal yang bertahan, The Epic of Gilgamesh, tentang raja legendaris kota Kuno, dikutip dari laman New Scientist, Kamis (12/1/2022) lalu.
Pada ujung barat Bulan Sabit Subur, peradaban lain muncul pada waktu yang hampir bersamaan dengan kota-kota Mesopotamia. Komunitas petani di Mesir juga menjadi semakin urban dan 5100 tahun yang lalu mereka telah bergabung menjadi masyarakat yang diperintah dari kota Memphis oleh firaun pertama, Narmer.
Baca Juga: Mixue Ditegur LPPOM MUI, Ada Masalah Apa?
“Kerajaan pertama” ini menggunakan air Sungai Nil untuk mengairi tanah di sekitarnya, memiliki makam yang rumit meskipun belum semegah piramida – dan sistem penulisan dasar berdasarkan hieroglif. Reruntuhan Kuno kota ini masih dapat dilihat di dekat kota modern Mit Rahina, tepat di sebelah selatan kota Mesir Giza.
Pada permukiman perkotaan di Mesopotamia dan Mesir Kuno sejak lama dianggap sebagai kota pertama di dunia. Namun, ada juga komunitas lain yang semakin berkembang di wilayah lain. Lembah Indus di Asia selatan contohnya, yang berkembang semakin urban antara 6000 dan 5000 tahun lalu. Dengan terbentuknya kota-kota seperti Harappa, yang memiliki puluhan ribu penduduk.
Terdapat indikasi yang terjalin komunikasi dan perdagangan antara orang-orang Harappa dan Mesopotamia. Tapi, belum jelas apakah simbol yang ditemukan di artefak lembah Indus merupakan sistem penulisan yang lengkap.
Budaya Liangzhu di Yangtze bawah memiliki banyak kesamaan dengan peradaban awal ini. Dengan elit sosialnya, kerajinan tangan yang terampil, dan arsitektur yang halus, ia menunjukkan karakteristik paling penting dari masyarakat negara lebih dari 5000 tahun yang lalu.
Baca Juga: Ini Tanda Anak Jenius, dapat Dikenali Sejak Dini!
Populasi tempat ini mencapai 34.500 orang. Sistem hidrolik Liangzhu yang sangat besar, yang memungkinkan warganya untuk menguasai lanskap air mereka. Sangat maju sehingga beberapa orang menganggapnya paling mengesankan di dunia pada saat itu.
(Tom/Tajuk24)
Sumber: Merdeka
Baca Juga: Bermain Sangat Buruk, PSG Takluk di Kandang Rennes 0-1, Messi dan Neymar Jadi Cemoohan Media
Baca Juga: Jaksa: Putri Candrawathi Selingkuh dengan Yosua, Bukan Dilecehkan!